PSIKOLOGI KOMUNIKASI MANUSIA

Posted on Senin, 01 Februari 2010 by lia yulistino sugiono

PSIKOLOGI , KOMUNIKASI DAN MANUSIA

KONSEPSI PSIKOLOGI TENTANG MANUSIA

Banyak teori dalam komunikasi yang dilatar belakangi konsepsi-konsepsi psikologi tentang manusia. Teori-teori persuasi sudah lama menggunakan konsepsi psikoanalisis yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginan-keinginan terpendam (Homo Volens). Teori ”jarum hipodermik” (yang menyatakan media masa sangat berpengaruh) dilandasi konsepsi behaviorisme yang memandang manusia sebagai makhluk yang digerakan semaunya oleh lingkungan (Homo Mechanicus). Teori pengolahan informasi jelas dibentuk oleh konsepsi psikologi kognitif yang melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens). Teori-teori komunikasi intrapersonal banyak dipengaruhi konsepsi psikologi humanistik yang mengambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (Homo Ludens).

Konsepsi Manusia dalam psikoanalisis
Sigmund Freud, pendiri psikoanalisis, adalah orang yang pertama berusaha merumuskan psikologi manusia. Ia memfokuskan perhatiannya pada totalitas kepribadian manusia, bukan pada bagian-bagian yang terpisah (Asch, 1959\; 17). Menurut Freud, perilaku manusia merupakan hasil interaksi tiga subsistem dalam kepribadian manusia Id, Ego dan Superego.
Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia—pusat instink (hawa nafsu—dalam kamus agama). Ada dua instink dominan: (1) Libido—instink reproduktif yang menyediakan energi dasar untuk kegiatan-kegiatan manusia yang konstruktif; (2) Thanatosos—instink destruktif dan agresif. Yang pertama disebut juga instink kehidupan (eros), yang dalam konsep freud bukan hanya meliputi dorongan seksual, tetapi juga semua yang mendatangkan kenikmatan termasuk kasih ibu, pemujaan pada Tuhan, dan cinta diri (narcism).
Semua motif manusia adalah gabungan antara eros dan thanatos. Id bergerak berdasarkan prinsip kesenangan (pleasure principle), ingin segera memenuhi keinginannya. Id bersifat egoistis, tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id adalah tabiat hewani manusia.
Subsistem yang kedua—ego—berfungsi menjembatani tuntutan id dengan realitas dunia luar. Ego adalah mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang menyebabkan manusia mampu menundukan hasrat hewaninya. Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle).
Superego adalah polisi kepribadian, mewakili yang ideal.Superego adalah hati nurani (conscience) yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural masyarakatnya. Ia memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tak berlainan ke alam bawah sadar.
Secara singkat, dalam psikoanalisis perilaku manusia merupakan interaksi antara komponen biologis (Id), komponen psikologis (ego), dan komponen sosial (superego); atau unsur animal, rasional, dan moral (hewani, akali, dan nilai).

Konsepsi Manusia dalam Behaviorisme
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap intropeksionisme (yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subyektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, behaviorisme lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia—kecuali instink—adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui sebagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Konsepsi Manusia dalam Psikologi Kognitif
Ketika asumsi-asumsi Behaviorisme diserang habis-habisan pada akhir tahun 60-an dan awal tahun 70-an, psikologi sosial bergerak kearah paradigma baru. Manusia tidak lagi dipandang sebagaimakhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungannya, tetapi sebagai makhluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya: makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens).
Kaum rasionalis memertanyakan apakah betul bahwa penginderaan kita, melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran. Kemampuan alat indera kita dipertanyakan karena seringkali gagal menyajikan informasi yang akurat.
Descartes, juga Kant, menyimpulkan bahwa jiwalah (mind) yang menjadi alat utama pengetahuan, bukan alat indera. Jiwa menafsirkan pengalaman inderawi secara aktif: mencipta, mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan mencari makna. Tidak semua stimuli kita terima.
Rasionalisme ini tampak jelas pada aliran psikologi Gestalt di awal abad XX. Para psikolog Gestalt, seperti juga kebanyakan psikoanalis, adalah orang-orang Jerman: Meinong, Ehrenfels, Kohler, Wertheimer, dan Koffka. Menurut mereka, manusia tidak memberikan resp, ns kepada stimuli secara otomatis. Manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan bahkan mendistorsi lingkungan. Sebelum memberikan respons, manusia menangkap dulu “pola” stimuli secara keseluruhan dalam satuan-satuan yang bermakna.
Mula-mula psikologi Gestalt hanya menaruh perhatian pada persepsi obyek. Beberapa orang menerapkan prinsip-prinsip Gestalt dalam menjelaskan perilaku sosial. Di antara mereka adalah Kurt Lewin, Solomon Asch, dan Fritz Heider
Heider dan Festinger membawa psikolagi kognitif ke dalam psikologi sosial. Secara singkat kita akan melihat perkembangan pengaruh psikologi kognitif ini dalam psikologi sosial, terutama untuk menggambarkan perkembangan konsepsi manusia dalam mazhab ini.
Kenyataan menunjukkan bahwa manusia tidaklah serasional dugaan di atas. Seringkali malah penilaian orang didasarkan pada informasi yang tidak lengkap dan kurang begitu rasional. Penilaian didasarkan pada data yang kurang, lalu dikombinasikan dan diwarnai oleh prakonsepsi. Manusia menggunakan prinsip-prinsip umum dalam menetapkan keputusan. Kahneman dan Tversky (1974) menyebutnya “cognitive heuristics” (dalil-dalil kognitif). Ada orang tua yang segera gembira ketika anaknya berpacaran dengan mahasiswa ITB, karena berpegang pada “cognitive heuristics” bahwa mahasiswa ITB mempunyai masa depan yang gemilang (tanpa memperhitungkan bahwa pacar anaknya adalah mahasiswa seni rupa yang meragukan masa depannya). Dari sini rnuncullah konsepsi Manusia sebagai Miskin Kognitif (The Person as Cognitive Miser).
Walaupun psikologi kognitif sering dikritik karena konsep-konsepnya sukar diuji, psikologi kognitif telah memasukkan kembali “jiwa” manusia yang sudah dicabut oleh behaviorisme. Manusia kini hidup dan mulai berpikir. Tetapi manusia bukan sekadar makhluk yang berpikir, ia juga berusaha menemukan identitas dirinya dan mencapai apa yang didambakannya. Sampai di sini, psikologi kognitif harus memberikan tempat dan waktu buat “penceramah” berikutnya: psikologi humanistik.

Manusia dalam Konsepsi Psikologi Humanistik
Psikologi humanistik dianggap sebagai revolusi ketiga dalam psikologi. Revolusi pertama dan kedua adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Pada behaviorisme manusia hanyalah mesin yang dibentuk lingkungan, pada psikoanalisis manusia melulu dipengaruhi oleh naluri primitifnya. Dalam pandangan behaviorisme manusia menjadi robot tanpa jiwa, tanpa nilai. Dalam psikoanalisis, seperti kata Freud seridiri, “we see a man as a savage, beast” (1930:86). Keduanya tadak menghormati manusia sebagai manusia. Keduanya tidak dapat menjelaskan aspek eksistensi manusia yang positif dan menentukan, seperti cinta, kreativitas, nilai, makna, dan pertumbuhan pribadi. Inilah yang diisi oleh psikologi humanistik. “Humanistic psychology’is not just the study of ‘human being- it is a commitment to human becoming, “tulis Floyd W. Matson (1973:19) yang agak sukar diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Psikologi humanistik mengambil banyak dari psikoanalisis NeoFreudian (sebenarnya Anti-Freudian) seperti Adler, Jung, Rank, Slekel, Ferenczi; tetapi lebih banyak lagi mengambil dari fenomenologi dan eksistensialisme. Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan diinterpretasi secara subyektif. Setiap , orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.” (Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers, yang boleh disebut sebagai-_Bapak Psikologi Humanistik.
Carl Rogers menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut (kita pinjam dengan sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33):
1) Setiap manusia hidup dalam dunia pengalaman yang bersifat pribadi di marxa dia — sang Aku, Ku, atau diriku (the I, me, or myself) – menjadi, pusat: Perilaku manusia berpusat pada konsep diri, yaitu persepsi rnanusia tentang identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah, yang muncul dari suatu medan fenomenal (phenomenal field). Medan keseluruhan pengalarnan subjektif seorang manusia, yang terdiri dari pengalaman-pengalaman Aku dan Ku dan pengalaman yang “bukan aku”.
2) Manusia berperilaku untuk~mempertahankan, meningkatkan, dan mengaktualisasikan diri.
3) individu bereaksi pada situasi sesuai dengdn persepsi ren¢ang dirinya dan dazrYianya — ia bereaksi pada “realitas” seperti yang dipersepsikan olehnya dan dengan cara yang sesuai dengan konsep dirinya.
4) Anggapan adanya ancaman terhadap diri akan diikuti oleh pertahanan diri — berupa penyempitan dan pengkakuan (rigidification) persepsi dan perilaku penyesuaian serta penggunaan mekanisme pertahanan ego seperti rasionalisasi.
5) Kecenderungan batiniah manusia ialah menuju kesehatan dan keutuhan diri. Dalam kor.disi yang normal ia berperilaku rasional dan konstruktif, serta rnemilih jalan menuju pengembangan dan aktualisasi diri.

Catatan: Artikel ini disarikan dari buku “Psikologi Komunikasi” karangan Jalaludin Rakhmat.

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA

Dewasa ini ada dua macam psikologi sosial. Yang pertama adalah Psikologi sosial (dengan huruf P besar) dan yang kedua psikologi Sosial (dengan huruf S besar).. Ini menunjukkan dua pendekatan dalam pslkologi , sosial: ada yang menekankan faktor-faktor psikologis dan ada yang menekankan faktor-faktor sosial; atau dengan istilah lain: faktor-faktor yang timbul dari dalam diri individu (faktor personal), dan faktor-faktor berpengaruh yang datang dari luar diri individu (faktor environmental).
Manakah di antara dua pendapat ini yang benar – dengan menggunakan istilah Edward E. Sampson (1976) – antara perspektif yang berpusat pada persona (person-centered perspective) dengan perspekt{f yang berpusat pada situasi (situation-centered perspective). Seperti juga konsepsi tentang manusia, yang benar tampaknya interaksi di antara keduanya. Karena itu, kita akan membahasnya satu per satu, dimulai dengan perspektif yang berpusat pada persona.
Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan factor-faktor internal apakah, baik berupa sikap, instink, motif, kepribadian, sistem, kognitif yang menjelaskan perilaku manusia.
Secara garis besar ada dua faktor: faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.

Faktor Biologis
Manusia adalah makhluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan yang lainnya. Ia lapar kalau tidak makan selama dua puluh jam, kucing pun demikian. Ia memerlukan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, begitu pula kerbau. Ia melarikan diri kalau melihat musuh yang menakutkan, begitu pula monyet. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya, dapat diawali sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Begitu besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, moral, berasal dari struktur biologinya. Aliran ini menyebut dirinya sebagai aliran sosiobiologi (Wilson, 1975).
Ada beberapa peneliti yang menunjukkan pengaruh motif biologis terhadap perilaku manunusia. Tahun 1950 Keys dan rekan-rekannya menyelidiki pengaruh rasa lapar, Selama 6 bulan, 32 subjek bersedia menjalani eksperimen setengah lapar. Selama eksperimen terjadi perubahan kepribadian yang dramatis. Mereka menjadi mudah tersinggung, sukar bergaul, dan tidak bisa konsentrasi.
Pada akhir minggu ke-25, makanan mendominasi pikiran, percakapan, dan mimpi. Laki-laki lebih senang menempelkan gambar coklat daripada gambar wanita cantik. Kekurangan – tidur juga telah dibuktikan rneningkatkan sifat mudahtersinggung clan tugas-tugas yang kompleks atau memecahkan persoalan. Kebutuhan.akan rasa aman, menghindari rasa sakit, dapat menghambat kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Walaupun demikian, Manusia bukan sekadar makhluk biologis. Kalau sekadar makhluk bialogis, ia tidak berbeda dengan binatang yang lain. Kura-kura Galapagos yang hidup sejak sekian ribu tahun yang lalu bertingkah laku yang sama sekarang ini. Tetapi, perilaku orang Jawa di zaman Diponegoro.sudah jauh berbeda dengan perilaku mereka di zaman Suharto. Menurut Marvin Harris, antropolog terkenal dari University of Florida, agak sukar kita menjelaskan perubahan kultural ini pada sebab-sebab biologis (Rensberger, Dialogue, 1/1984:38).
Ini hanya dapat dijelaskan dengan melihat komponen-komponen lain dari manusia; yakni faktorfaktor sosiopsikologis.
Faktor faktor Sosiopsikologis
Karena manusia makhluk sosial, dari proses sosial ia memperoleh bcberapa karakteristik yang mcmpengarahi perilakunya: Kita dapat mengklasifikasinya ke dalam tiga kamponen komponen afektif, komponen kognitif, dan kornpwren konatif. Komponen yang pertama> yang merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan -dengan apa yang diketahui manusia. Komporten konatif adalah aspek volisional, ymg berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak. Kita mulai dengan komponen afektif yang terdiri dari motif sosiogenis, sikap dan emosi.

Motif Sosiogenesis
Motif sosiogenis, sering juga disebut motif sekufider sebagai lawan motif primer (motif biologis), sebetulnya bukan motif “anak bawang”. Peranannya dalam membentuk perilaku sosial bahkan sangat menentukan. Berbagai klasifikasi motif sosiogenis disajikan di bawah.

W . I. Thomas dan Florian Znaniecki:
l. Keinginan memperoleh pengalaman baru;
2. Keinginari untuk mendapat respons;
3. Keinginan akan pengakuati;
4. Keinginan akan rasa amab:
David McCleiland:
l . Kebutuhatt berprestasi(need for achieveinent);
2.
Kebutuhan akan kasih sayaag (need for afflliation);
3. Kebutuhan berkuasa (need for power);

Abraham Maslow:
1. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs);
2. Kebutuhan akan keterikatan dan cinta (belongingness and love needs);
3. Kebutuhan akan Fengbortik(esteent needs)
4. Kebutuhan untuk pemenuban diri (Self –actualization)

Melvin H. Marx:
1. Kebutuhan organismis
-motif ingin tahu
- motif kompetensi
- motif prestasi
2. Motif-motif social
- motif kasih sayang
- motif kekuasaan
- motif kebebasan
Secara singkat, motif-motif sosiogenesis dapat disebutkan sebagai berikut,
1. Motif ingin tahu.
Mengerti, menata dan menduga. Setiap orang berusaha mengerti (memahami) arti dari dunianya. Kita memerlukan kerangka rujukan (frame of freference) untuk mengevaluasi situasi baru dan mengarahkan tindakan yang sesui.
2. Motif kompetensi.
Setiap orang ingin membuktikan bahwaia mampu mengatasi persoalan apapun. Perasaan mampu amat bergantung pada perkembangan intelektual, sosial, dan emosional.
3. Motif cinta
Sanggup mencintai dan dicintai adalah hal esensial bagi pertumbuhan kepribadian. Orang ingin diterima di dalam kelompoknya sebagai anggota sukarela dan bukan yang sukar rela.
4) Motif harga diri dan kebutuhan untuk mencari indentitas.
Erat kaitannya dengan kebutuhan untuk memperlihatkan kemampuan dan memperoleh kasih sayang, ialah kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi di dunia. Kita ingin kehadiran kita bukan saja dianggap bilangan, tetapi juga diperhitungkan. Karena itu, bersamaan dengan kebutuhan akan harga diri, orang mencari identitas dirinya. Hilangnya identitas diri akan menimbulkan perilaku yang patologis (penyakit): impulsif, gelisah, mudah terpengaruh, dan sebagainya.
5) Kebutuhan akan nilai, kedambaan dan makna kehidupan.
Dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia membutuhkan nilai-nilai untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan atau memberikan makna pada kehidupannya. Termasuk ke dalam motif ini ialah motifmotif keagamaan. Bila manusia kehilangan nilai, tidak tahu apa tujuan hidup sebenarnya, ia tidak memiliki kepastian untuk bertindak.
Dengan demikian, ia akan lekas putus asa dan kehilangan pegangan.
6)Kebutuhan akan pemenuhan diri.
Kita bukan saja ingin mempertahankan kehidupan, kita juga ingin meningkatkan kualitas kehidupan kita; ingin memenuhi potensi-potensi kita.
Dengan ucapan Maslow sendiri. “What a man can be, he must be.” Kebutuhan akan pemenuhan diri dilakukan melalui berbagai bentuk: (1) mengembangkan dan menggunakan potensi-potensi kita’ dengan cara yang kreatif konstruktif, misalnya dengan seni, musik, sains, atau hal-hal yang mendorong ungkapan diri yang kreatif; (2) memperkaya kualitas. kehidupan dengan memperluas rentangan dan kualitas pengalaman serta pemuasan, misalnya dengan jalan darmawisata; (3) membentuk hubungan yang hangat dan berarti dengan orang-orang lain di sekitar kita; (4) berusaha “memanusia”, menjadi persona yang kita dambakan (Coleman, 1976:105).
Daftar motif secara terperinci akan disajikan pada bab 6 ketika kita membicarakan imbauan motif.

Sikap
Sikap adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling banyak didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah sejenis motif sosiogenis yang diperoleh melalui proses belajar (Sherif dan Sherif, 1956:489): Ada pula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf (neural settings) sebelum memberikan respons (Allport, 1924). Dari berbagai definisi kita dapat menyimpulkan beberapa hal. Pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Jadi, pada kenyataannya tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri. Sikap haruslah diikuti oleh kata “terhadap”, atau “pada” objek sikap. Bila ada orang yang berkata, “Sikap saya positif,” kita harus mempertanyakan “Sikap terhadap apa atau siapa?”
Kedua, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekadar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharap–kan, dan diinginkan; mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari (Sherif dan Sherif, 1956:489). Bila sikap saya positif terhadap ilmu, saya akan setuju pada proyek-proyek pengembangan ilmu, berharap agar orang menghargai ilmu, dan menghindari orang-orang yang meremehkan ilmu.
Ketiga, sikap relatif lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan bahwa sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang merigalami perubahan.
Keempat, sikap mengandung aspek evaluatif: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan, sehingga Bern memberikan definisi sederhana: “Attitudes are likes and dislikes.” (1970:14)
Kelima, sikap timbul dari pengalaman; tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. Beberapa orang sarjana menganggap sikap terdiri dari komponen kognitif, afektif, dan behavioral.
Emosi
Emosi menunjukkan kegoncangan organisme yang disertai oleh gejalagejala kesadaran, keperilakuan, dan proses fisiologis. Bila orang yang Anda cintai menaemoohkan Anda, Anda akan bereaksi secara emosional karena Anda mengetahui makna vemoohan itu (kesadaran). Jantung Anda akan berdetak lebih cepat, kulit memberikan respons dengan mengeluarkan keringat, dan aapas terengah-engah (proses fisiologis). Anda mungkin membalas cemoohan itu dengan kata-kata keras atau ketupat bangkahulu (keperilakuan).

dan lainnya .

——-catatan: Artikel ini disarikan dari buku Psikologi komunikasi (Jalaludin Rakhmat)

PSIKOLOGI KOMUNIKASI

1.1 Ruang lingkup Psikologi Komunikasi
Definisi komunikasi :
Menurut Dance (1967) komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha yang menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal.
Definisi komunikasi berdasarkan Raymond S.Ross (1974) yaitu proses transaksional yang meliputi pemisahan,dan pemilihan bersama lambang secara kognitif,begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.

Dalam kamus psikologi ,Dictionary of Behavioral Science menyebutkan enam pengertian komunikasi :
Komunikasi : penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam system saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
Pesan yang disampaikan
Teori komunikasi : proses yamg dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan.
K.Lewin : pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.
Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi
Dalam psikologi, komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda diantara tempat, sistem atau organisme. Kata kounikasi sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Jadi psikologi menyebutkan komunikasi pada penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan pengelolaan informasi, pada proses saling pengaruh di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara organisme.
Komunikasi persuasif sangat erat kaitannya dengan psikologi, Persuasif sendiri dapat diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan perilakuorang lain melalui pendekatan psikologis.

1.2 Ciri Pendekatan Psikologis Komunikasi
Menurut De fleur, D Antonio : untuk memahami organisasi dan berfungsinya kelompok yang sekompleks masyarakat, kita perlu meneliti system komunikasi pada seluruh tingkatannya.
Salah satu tingkatannya, komunikasi massa , mengisyaratkan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis. Ketika masyarakat modern tumbuh lebih besar dan lebih kompleks, media tersebut makin diandalkan untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok tertentu seperti menyebarkan berita,menyajikan hiburan massa, menjual barang, mengarahkan kesepakatan politik, dan sebagainya. Para ahli sosiologi sangat tertarik pada cara bagaimana berbagai corak masyarakat mengembangkan sistem komunikasi massa tertentu untuk mencapai tujuan mereka.
Harnack dan fest( 1964) menganggap komunikasi sebagai “ proses interaksi diantara orang untuk tujuan integrasi intrapersonal dan interprasonal “. Edwin Neuman (1948) mendefinisikan komunikasi sebagai “ proses untuk mengubah kelompok manusia menjadi kelompok yang berfungsi “. Aliran sosiologi yang banyak mewarnai studi komunikasi ialah aliran interaksi simbolik ( Blumer,1969).
Psikologi komunikasi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengandalkan peristiwa mental dan behavioural dalam komunikasi.
Bila individu-individu berinteraksi dan saling mempengaruhi, maka terjadilah:
Proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif (aspek berfikir dan aspek merasa)
Proses penyampaian dan penerimaan lambing-lambang (komunikasi)
Mekanisme penyesuaian diri seperti sosialisasi, permainan peranan, identifikasi, proyeksi, agresi dan sebagainya.

1.3 Penggunaan Psikologi Komunikasi
Melalui komunikasi kita menemukan diri kita, mengembangkan konsep diri dan menetapkan hubungan kita dengan dunia di sekitar kita.
Bagaimana tanda-tanda komunikasi yang efektif? Komunikasi yang efektif paling tidak menimbulkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan.
Kegagalan menerima pesan secara cermat disebut Kegagalan komunikasi primer. Untuk menghindari hal ini kita perlu memahami paling tidak psikologi pesan dan psikologi komunikator.
Komunikasi ini lazim disebut komunikasi fatis, dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan.
Menimbulkan tindakan nyata memang indicator evektivitas yang paling penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil menanamkan pengertian, membentuk dan menumbuhkan sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi . ini bukan saja memerlukan pemahaman seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses komunikasi, tetapi juga factor_faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.

SALAH SATU PENERAPAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI DALAM BUKU

REESNSI BUKU THE 7 HABITS OF HIGHLY EFFECTIVE PEOPLE BY R.COVEY
Buku 'The 7 Habits' atau '7 Kebiasaan' cukup populer bisa dilihat dari kenyataan bahwa beberapa istilah yang dipopulerkannya telah menjadi bagian khasanah dunia bisnis dan manajemen di mana-mana seperti istilah Proactive, First Thing First, Win-Win, Sinergi dan Paradigm Shift. Apakah ke-7 kebiasaan yang dikatakan sebagai kebiasaan orang-orang yang sangat efektif itu? Berikut ringkasan ke-7 kebiasaan itu yang diterjemahkan dari buku pembimbing pelatihan berjudul 'Personal Leadership Application Workbook' yang diterbitkan oleh Covey Leadership Center, Provo, Utah, USA.
1. JADILAH PROAKTIF (Be Pro Active)
Kebiasaan untuk menjadi proaktif atau kebiasaan visi pribadi, berarti mengambil tanggung jawab untuk sikap dan tindakan kita. Itu menunjuk kata tanggung jawab ke dalam dua bagian: kemampuan / tanggapan. Orang-orang proaktif mengembangkan kemampuan untuk memilih tanggapan mereka, menjadikan mereka hasil nilai, keputusan, suasana hati dan kondisi mereka sendiri. Banyak ahli perilaku membuat model tanggapan rangsangan perilaku orang-orang yang reaktif didasarkan studi binatang dan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa.
Secara relatif sedikit penelitian dilakukan pada orang-orang yang sehat, kreatif, proaktif yang melakukan kebebasan dalam memilih tanggapan atas keadaan yang diberikan dari dalam atau luar. Makin banyak kita melakukan kebe-basan dalam memilih tanggapan kita, kita menjadi makin proaktif. Kuncinya adalah untuk menjadi terbuka bukan hakim; sebuah model dan bukan kritik; pemrogram dan bukan program. Dengan melakukan hal ini, kita memilih memberi makan pada masalah kesempatan dan kelaparan; menepati janji dan tidak berdalih; dan memfokuskan diri pada lingkaran pengaruh yang dekat daripada lingkaran perhatian yang lebih luas.

2. MULAI DENGAN AKHIR DALAM PIKIRAN (Begin with the End in Mind)
Kebiasaan kepemimpinan pribadi berarti memulai tiap hari dengan pengertian yang jelas akan arah dan tujuan yang dikehendaki. Manajemen secara kontras dengan kepemimpinan lebih berkenaan dengan efisiensi dan kecepatan. Orang-orang efektif menyadari bahwa segala sesuatu diciptakan secara mental sebelum diciptakan secara fisik. Mereka menulis pernyataan misi atau maksud dan menggunakannya sebagai kerangka untuk pengambilan keputusan. Mereka memperjelas nilai dan menentukan prioritas sebelum memilih tujuan dan melaksanakannya.
Orang-orang yang tidak efektif membiarkan kebiasaan lama, orang lain, dan kondisi lingkungan untuk mendikte ciptaan mental ini. Mereka mengambil nilai dan tujuan dari kebudayaan dan menaiki tangga sukses, hanya untuk menemukan pencapaian puncak, dengan tangga yang bersandar di tembok yang salah. Kedua, atau ciptaan fisik, mengikuti yang pertama, sama seperti bangunan mengikuti cetak biru. Bila rancangannya baik, konstruksi akan berjalan lebih baik dan cepat. Kwalitas, tidak dapat dinilai dari hasilnya; itu harus dirancang dan dibangun sejak awalnya.

3. DAHULUKAN YANG UTAMA (Put First Things First)
Kebiasaan manajemen pribadi mencakup mengorganisasi dan manajemen waktu dan kejadian menurut prioritas pribadi kebiasaan ke-2. Hukum Pareto menyebut bahwa 80% hasil yang diharapkan keluar dari sedikit (20%) aktivitas "pengaruh tinggi." Untuk "mempengaruhi" waktu kita, kita harus memberikan perhatian lebih kecil pada aktivitas yang mendesak tetapi tidak penting dan memberikan waktu lebih banyak pada yang penting sekalipun tidak mendesak. Hal-hal mendesak mempengaruhi kita, dan biasanya kita bereaksi atasnya. Tetapi kita harus proaktif daripada reaktif untuk mengerjakan hal-hal penting sekalipun tidak mendesak. Hanya dengan berkata tidak pada yang tidak penting kita dapat berkata ya pada yang penting.

4. BERFIKIR MENANG-MENANG (Think Win-Win)
Menang-menang adalah kebiasaan kepemimpinan antar manusia. Dalam keluarga atau usaha, keefektifan lebih banyak dicapai melalui usaha bersama beberapa orang. Hubungan perkawinan dan kemitraan lainnya adalah realitas yang saling bergantung, padahal manusia sering mendekati hubungan ini dengan sikap mental mandiri. Menang-menang adalah sikap mencari keuntungan bersama. Pemikiran menang-menang dimulai dengan tekad untuk mencari segala kemungkinan sampai pemecahan yang memuaskan semua pihak tercapai, atau tidak melakukan keputusan sama sekali. Ini dimulai dengan mentalitas yang kaya, kepercayaan bahwa dengan meningkatkan "kue" secara sinergis, maka akan tersedia potongan kue untuk semua orang. Orang-orang dengan mentalitas yang miskin percaya bahwa hanya ada cukup untuk yang terbaik; mereka mencari pemecahan menang-kalah.
Orang-orang yang baik tetapi kurang berani biasanya mengakhiri pemecahan dengan kalah-menang. Orang-orang-efektif mengikuti model pemecahan menang-menang dalam hubungan dan perjanjian mereka. Perjanjian yang berpola menang-menang memperjelas pengharapan dengan cara mengungkapkan secara eksplisit lima elemen berikut: hasil yang diharapkan, pedoman, sumber daya, pertanggungan jawab, dan konsekwen.

5. BERUSAHA MENGERTI TERLEBIH DAHULU BARU DI MENGERTI (Seek Firsat to Understand Then to Be Understood)
Kebiasaan berkomunikasi adalah salah satu ketrampilan utama dalam hidup, dan kunci untuk membangun hubungan menang-menang dan esensi profesionalisme. Dokter memeriksa sebelum memberi obat; penjual utama menilai kebutuhan dan menjual pemecahan masalah, bukan sekedar hasil produksi. Kita melihat dunia seperti apa adanya kita dan bukan seperti apa adanya. Persepsi kita berasal dari pengalaman. Untuk menekankan butir ini dalam seminar, saya membagi peserta menjadi dua dan menunjukkan yang satu gambar seorang gadis muda dan yang lain seorang nenek tua. Setiap orang kemudian melihat gambar gabungan. Yang terbiasa melihat gadis muda cenderung melihat dalam gambar gabungan hal yang sama sedangkan yang terbiasa melihat nenek tua akan melihat itu juga.
Bila keduanya bertemu sering mereka mempertanyakan keabsahan pandangan pihak lainnya. Kebanyakan masalah dimulai dari perbedaan persepsi. Untuk mengatasi perbedaan ini dan mengembalikan kepercayaan, kita harus melatih empati, pertama mengerti pandangan pihak lain. Mendengarkan secara empatik sangat mengobati karena memberikan kepada orang-orang 'suasana kejiwaan.' Sekali orang-orang dimengerti, mereka akan mengurangi pertahanan diri mereka. Mencela dengan emosi masalah yang mengakar dengan minta bukti sering tidak produktif. Evaluasi, simpati, dan menasehati adalah juga tidak efektif sebagai cara untuk mendapatkan pengertian dan pengaruh - tetapi itu akan bernilai apabila orang-orang lain merasa dimengerti.

6. WUJUDKAN SINERGI (Synergize)
'Wujudkan sinergi' adalah kebiasaan kerjasama atau kerjatim yang kreatip. Bagi mereka yang mempunyai mental menang-menang yang kaya dan melaksanakan empati, perbedaan dalam hubungan apapun dapat menghasilkan sinergi, dimana seluruh bagian lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Sinergi dihasilkan dari penilaian akan perbedaan dengan membawa bersama perspektif yang berbeda dalam roh saling menghargai. Orang-orang kemudian merasa bebas dalam mencari alternatif pemecahan yang terbaik, sering sebagai "alternatif ketiga," yang secara substantif berbeda dan lebih baik dari kedua usulan terdahulu.
Sinergi adalah pemecahan masalah dengan pendekatan pengembangan orang-orang berlawanan dengan pendekatan "menyenangkan atau menenangkan" pihak lain. Orang-orang yang tidak percaya diri cenderung membuat pihak lain mengikuti pemikirannya dan mengelilingi dirinya dengan orang-orang yang berfikir sama.
Mereka melakukan kesalahan sama untuk kesatuan, kesamaan untuk kesatuan. Kesatuan yang benar berarti saling melengkapi.

7. ASAHLAH GERGAJI (Sharpen the Saw)
Kebiasaan untuk memperbaharui diri menopang semua kebiasaan orang-orang sukses. Seperti dongeng peternak yang dilandasi pengalaman menyedihkan, sukses mempunyai dua sisi: Angsa, yang mewakili kapasitas produksi, dan telur emas, yang merupakan hasil yang diharapkan. Adalah bijaksana meletakkan keduanya secara seimbang. Ketika orang-orang sibuk memproduksi, atau "menggergaji" mereka jarang mempunyai waktu untuk mengasah gergaji karena pemeliharaan sering mahal dan merupakan pengeluaran yang segera. Kebiasaan untuk menajamkan gergaji secara teratur berarti mempunyai program yang seimbang dan sistematis untuk pembaruan diri dalam empat bidang kehidupan: fisik, mental, sosial-emosi, dan spiritual. Tanpa disiplin ini, badan akan menjadi lemah, pikiran menjadi mekanis, emosi mentah, roh tidak peka, dan orang menjadi egois. Ini adalah hukum penuaian; kita menuai pada saat kita menggergaji. Kita akan menikmati tuaian yang sukses bila kita mendayagunakan ketujuh kebiasaan yang efektif ini dan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang disebutkan.

ANALISIS HUBUNGAN INTERPERSONAL
HAMBATAN
- MASALAH RUANG DAN WAKTU.
Karena davis(saya sendiri) dan ade sama sama pulang pergi dari rumah ke kampus. Jadi kami sulit sekali bertemu untuk merumuskan resensi buku ini. Kami bertemu hanya pada waktu waktu perkuliahan berlangsung.
- MASALAH KESIBUKAN
Setipa orang pasti mempunyai kesibukan kesibukan. Dan hal itu terjadi pada kami berdua. Davis mempunyai kesibukan sendiri, dan ade pun mempunyai kesibukan sendiri. Apalagi ade sudah menikah dan sudah bekerja, jadi beliau harus lebih konsentrasi kepada kepada pekerjaan, istri dan kuliah. Beliau sangatlah cerdas dalam menggunakan atau memanejemen kan waktu.
KELEBIHAN
- ADANYA SIKAP KEDEWASAAN.
Artinya kami sudah mengetahui tugas tugas kami sendiri.
- MENCAPAI PERSEFAHAMAN,
Maksudnya , kami sama sama mengerti bahwasanya kami mempunyai kesibukan kesibukan sendiri. Apalagi ade, beliau harus bisa bisa membagi waktu untuk kuliah, mengurus rumah tangga dan bekerja dan kuliah. Beliau adalah sosok mahasiswa yang mempunyai tanggung jawab yang besar, dan beliau juga seorang agent of change yang dewasa.
Karena didalam salah satu teori komunikasi interpersonal yaitu TEORI TEMBUSAN SOSIAL dijelaskan bahwasanya diadakannya komunikasi interpersonal itu adalah ppencapaian persefahaman, dan tidak semestinya persetujuan.serta sifatnya lebih kepada maklumat dan lebih bersifat pribadi komunikasi.
- TERJALIN KOMUNIKASI YANG YANG BAIK DIANTAR KAMI
Maksudnya tidak ada rasa benci, hasud atau negative thingking diantara kami.

I THINK YOU'RE A JACKASS!!!!

Posted on by lia yulistino sugiono

these famous poems I dedicated to my beloved soul ; another soul in my life ; my midnite man

My Mistress' Eyes by William Shakespeare My mistress' eyes are nothing like the sun;
Coral is far more red than her lips' red;
If snow be white, why then her breasts are dun;
If hairs be wires, black wires grow on her head.
I have seen roses damasked, red and white,
But no such roses see I in her cheeks;
And in some perfumes is there more delight

Than in the breath that from my mistress reeks.
I love to hear her speak, yet well I know,
That music hath a far more pleasing sound;
I grant - I never saw a goddess go;
My mistress, when she walks, treads on the ground.
And yet, by heaven, I think my love as rare
As any she belied with false compare.

To His Coy Mistress  gifAndrew Marvell (1681) clr gif
Had we but world enough, and time,
This coyness, lady, were no crime.
We would sit down and think which way
To walk, and pass our long love’s day;
Thou by the Indian Ganges’ side
Shouldst rubies find; I by the tide
Of Humber would complain. I would
Love you ten years before the Flood;
And you should, if you please, refuse
Till the conversion of the Jews.
My vegetable love should grow
Vaster than empires, and more slow.
An hundred years should go to praise
Thine eyes, and on thy forehead gaze;
Two hundred to adore each breast,
But thirty thousand to the rest;
An age at least to every part,
And the last age should show your heart.
For, lady, you deserve this state,
Nor would I love at lower rate.

But at my back I always hear
Time’s winged chariot hurrying near;
And yonder all before us lie
Deserts of vast eternity.
Thy beauty shall no more be found,
Nor, in thy marble vault, shall sound
My echoing song; then worms shall try
That long preserv’d virginity,
And your quaint honour turn to dust,
And into ashes all my lust.
The grave’s a fine and private place,
But none I think do there embrace.

Now therefore, while the youthful hue
Sits on thy skin like morning dew,
And while thy willing soul transpires
At every pore with instant fires,
Now let us sport us while we may;
And now, like am’rous birds of prey,
Rather at once our time devour,
Than languish in his slow-chapp’d power.
Let us roll all our strength, and all
Our sweetness, up into one ball;
And tear our pleasures with rough strife
Thorough the iron gates of life.
Thus, though we cannot make our sun
Stand still, yet we will make him run.

Who Am I? His Mistress…
by Gillis Triplett
Saturday, May 21, 2005
Rated "G" by the Author.

She said to me in a brazenly arrogant manner, "Who am I? His mistress! I give him what his wife will never be able to provide. It should’ve been me that met and married him. One day he’ll be mine, all mines, just you wait and see!"

I realize he’s married
Yet, it doesn’t matter to me
You see, although I’m just his mistress
That’s not all I’ll ever be
Do I wonder about his wife?
No! Why should I care?
She’s the ones who’s wondering
And fidgeting in despair
I have what I want
My man, my king
A sensual lover
Do you dare judge me?
Because we must remain undercover?

Sure, his children miss his presence
But I need him more than they
When I have kids by my lover
Then he’ll be home to stay
You say I’m breaking up their family
You claim I’m tearing down their home
But you don’t know how he treats me
When the two of us are all alone

Again, who are you to judge me?
And why are you casting stones?
We’re both consenting adults
So please…
Just leave us the hell A-L-O-N-E!
One day he’ll divorce his wife
Then happily marry me
He said he would
He’ll do it…
So away with your J-E-A-L-O-U-S-Y!

I’ll be a better wife than her
My man won’t let me down
He doesn’t have a roving eye
Neither will he run around town
He’s not woman chaser – a philanderer
A liar or a cheat
He is the best man a woman could have
Nestling at her feet

He’s a man I can trust
Who would never break my heart
He’d never do something as tragic
As ripping a family apart
He’s trustworthy, honest, dependable and strong
I’m telling you, believe me…
This man who would never do any woman wrong!

Please don’t call me crazy
Blind, stupid or naïve
He’s in love with me…
That’s what I passionately believe

Sure, he tells me about their sex life
And what goes on in their abode
And yes, when I call their house at night
He must talk to me in secret code
He has to deceive her!
In order to be with me
Why is that so hard?
For E-V-E-R-Y-O-N-E to see?

I realize he’s married
But again it doesn’t matter to me
Although I’m just his mistress
That’s not all I’ll ever be




COPYWRITER DAN COPYWRITING

Posted on by lia yulistino sugiono

ATTITUDE, SEKALI LAGI ATTITUDE

Attitude adalah modal tambahan bagi seorang copywriter. Sebagus apa pun kriteria 3C anda, tapi kalau attitude kurang, maka pasti akan mempengaruhi perjalanan karir seseorang. Kenapa? Karena bekerja di periklanan adalah bekerja dalam tim! Dan attitude yang benar, seringkali menjadi penentu penting. Kadangkala, orang yang secara kemampuan tidak terlalu menonjol, namun attitude nya terpuji, ia bisa melesat naik gaji maupun posisinya hanya karena attitude! Hebat ya?

Kita sering lihat sendiri, di blog ini, seorang pengunjung baru tanpa permisi berteriak di shoutbox minta pekerjaan jadi freelancer. Bagaimana menurut anda attitude-nya? Is he serious???? Apakah mungkin saya mempertaruhkan kredibilitas saya untuk orang seperti itu? Aha!

Jika anda serius ingin mendapatkan pekerjaan freelance, ingin mendapat uang saku, ingin mendapat uang tambahan.. setidaknya perhatikan dulu attitude anda. Baru kemudian asah kemampuan anda. Tunjukkan dan buktikan, anda orang yang layak untuk dipilih…

Buatlah CV yang unik, portofolio yang impresif, dan perkenalkanlah diri anda dengan elegan atau unik atau lucu, sesuai dengan kepribadian anda…

(Sorry ..saya lagi ‘eneg’ sama gaya anak sekarang yang suka mengeluh, merengek dan menyek-menyek ngga jelas)

MENGAPA COPYWRITER DIBAYAR MAHAL?

harga copywriting itu mahal? Mungkin karena ini:

Penulis cerpen adalah penulis idealis yang menulis menurut kata hatinya, tanpa tekanan. Tanpa tuntutan. Cerpen adalah murni kreativitas, seenak udelnya! Nulis sampai puas.

Sementara penulis naskah iklan adalah penulis PROFESIONAL yang dibayar. Dia harus menulis sesuatu sesuai pesanan, dalam tempo waktu tertentu yang telah ditetapkan (deadline), dan tetap harus kreatif! Nah lho. Itu yang susah???

So… no wonder ya copywriter itu mahal???!!

ORANG SEPERTI APAKAH YANG COCOK JADI COPYWRITER?

Kalau anda memiliki sifat seperti berikut ini, maka mungkin anda akan hidup bahagia selamanya sebagai copywriter…

  1. Suka menulis (harus!)
  2. suka membaca (lebih baik)
  3. suka mengamati
  4. suka berfikir (harus!)
  5. kreatif/banyak ide
  6. suka tantangan
  7. suka menganalisa
  8. suka bersosialisasi
  9. memiliki kecerdasan verbal
  10. bersifat terbuka
  11. suka mendengarkan
  12. suka bersaing
  13. suka menentang arus
  14. suka nakal/jahil
  15. suka hal-hal yang aneh/unik
  16. tahan terhadap tekanan/ ngga mudah stress
  17. bisa bekerja dalam tim (bisa dipelajari)
  18. bis menyatakan pendapat di depan umum (bisa dipelajari)
  19. percaya diri (bisa dibangun)
  20. mampu mempengaruhi orang (bisa dipelajari)

TERLAMBATKAH SAYA BELAJAR JADI COPYWRITER

MENJADI COPYWRITER, itu pun ada dua kondisi:

1. copywriter yang bekerja dalam satu perusahaan/agency

2. copywriter mandiri/freelance

MENJADI COPYWRITER ITU TERNYATA GAMPANG!

Copywriting sendiri adalah pekerjaannya. Mereka bekerja bermodalkan gagasan kreatif yang mampu menembus benak manusia dalam menciptakan branding produk. Untuk membuat copywriting seorang Copywriter perlu melakukan riset, pengamatan dan percobaan agar hasil copywriting berupa susunan kata-kata unik berhasil menaikan angka penjualan sebuah produk. Riset, pengamatan dan percobaan dilakukan berupa ,”bagaimana mengenali kultur budaya segmen yang dituju, sehingga hasil copywriting tepat sasaran dan mudah menancap di benak konsumen..?”.

Masih ingat slogan “Semprotkan Baygon Sayang..”, “Kijang…Memang Tiada Duanya..”Indomie..Seleraku…”

Terlihat sederhana, hingga diingat masyarakat selama bertahun-tahun. Bahkan copywriting itu bisa merajai pasar yang ditujunya dalam waktu lama. Tapi tahukah proses pembuatannya..?

Mereka membutuhkan waktu beberapa saat sejak menerima order dari seorang klien sebuah produk untuk menciptakan copywriting yang menarik. Mereka rela menyusun kata berkali-kali layaknya sedang menyusun sebuah puzle. Demi sebuah copywriting bernilai puluhan juta rupiah.

Ambilah koran hari ini, kita bisa melihat hasil copywriting yang ada di dalamnya. Dari yang biasa-biasa saja, sampai copywriting yang selama ini masih melekat di pikiran kita. Hebat bukan?. Mereka bernegosiasi dan menawarkan produk pada konsumen melalui kata-kata.

Di sana kita akan menemukan judul untuk salah satu iklan terkenal yang ditulis oleh David Ogilvy. Judulnya sampai saat ini melegenda di kalangan praktisi iklan diseluruh dunia.

inilah judulnya :

“At 60 miles an hour the loudest noise in this new Rolls-Royce comes from the electric clock”

Kira-kira terjemahannya seperti ini,

“Pada kecepatan 60 Km per jam, suara paling berisik dalam Rolls-Royce ini berasal dari jam elektroniknya”

Bombastis bukan? Sebenarnya Ogilvy hanya mau bilang ” Suara Mobil Ini Sangat Halus Lho..” Tentunya semua harus didasari pada kenyataan bahwa produk Rolls-Royce ini memang telah terbukti bagus dan mewah.

Jangan sampai kedahsayatan Copywriting ciptaan Anda menipu..walaupun Copywrting Anda menarik dan mampu menghasilkan penjualan, pada suatu saatnya nanti nama kita akan hancur oleh perbuatan kita sendiri..

Untuk menulis artikel ini saya perlu membaca buku tentang advertising di toko buku, lalu searching ke google untuk mencari surat penjualan/copywriting dari David Ogilvy. Ya..saya melakukan riset. Dengan begitu saya juga belajar menulis copywriting..

Jadi..ayo kita belajar sama-sama untuk membuat copywriting yang menarik.

RINGKAS

Tulisan yang jelas umumnya bukan tulisan yang panjang lebar, melainkan justru ringkas dan terfokus. "Less is more!"

Tulisan yang ringkas memberi kesan tangkas dan penuh vitalitas; tanpa kata mubazir dalam kalimatnya dan tanpa kalimat mubazir dalam alenianya. Tulisan yang ringkas tak ubahnya seperti lukisan yang tegas (tanpa garis yang tak perlu) atau mesin yang efektif (tanpa suku cadang yang tak berfungsi).

Tulisan yang jelas dimulai dari pembuatan kalimat yang sederhana,
ringkas dan tepat makna.
Kuncinya: kunyah bahan, pahami persoalan, kemudian ceritakan kembali secara sederhana.

Pilihlah satu sudut pandang:

* Dengan cermat memilih sudut pandang cerita sehingga penulis dengan mudah bisa mengelola bahan yang diperlukan untuk mengutarakan cerita itu.

* Pegang teguhlah sudut pandang cerita itu dengan menghapuskan bagian yang tidak berhubungan langsung dengan angle-nya atau pun tidak membantu mencapai sasaran.

Ketika menulis hindari kalimat majemuk yang cenderung panjang anak kalimatnya; terlebih-lebih lagi, jika kalimat majemuk itu kemudian bercucu kalimat.

Pada dasarnya setiap kalimat yang amat panjang (lebih dari 15-20 kata) bisa mengaburkan hal yang lebih pokok, mengaburkan pesan. Penulisan lead (awal) tulisan sebaiknya dibatasi hingga 13 kata. Bila lebih panjang dari itu, pembaca bisa kehilangan jejak persoalan. Apalagi bila dalam satu kalimat terlalu banyak data yang dijejalkan.

Meluruskan apa saja yang berliku-liku. Menggergaji yang bergerigi. Berperang melawan kekaburan dan segala sesuatu yang mendua. Pernytaan yang abstrak adalah racun maut bagi seorang penulis.

ORGANISASI

Mulailah sebuah tulisan secara kuat, untuk memikat pembaca
memasukinya. Jika mungkin, gunakan gaya bahasa naratif--gaya seorang pendongeng yang piawai--sebagai pendekatan dasar. Selesai menuliskan sebuah paragraf, pikirkan apa yang pembaca ingin ketahui pada alinea berikutnya

Buatlah transisi serta keterkaitan antar alenia secara mulus. Cobalah untuk selalu menjaga konsistensi tema dalam keseluruhan cerita. Dan seperti dibuka dengan kuat, tutup juga cerita dengan tegas, tanpa membiarkan kejanggalan dan ending yang melambai.

SPESIFIK

Bagian-bagian yang rumit pecahlah dalam serpihan yang mudah dicerna. Gunakan contoh: seorang untuk mewakili kelompoknya. Dengan memberikan pengkhususan, seringkali juga menghadirkan suasana dramatis dan hidup. ("Kematian 10.000 orang adalah statistik, tapi kematian satu orang
adalah tragedi," kata Joseph Stalin).

PARALEL

Jika Anda menulis sebuah topik yang padat, gambarkan melalui ungkapan yang mudah dipahami pembaca. Strategi militer misalnya dapat diterangkan melalui formasi pertandingan olahraga, rencana keuangan perusahaan dapat digambarkan melalui rencana anggaran keluarga.***

Kesederhanaan dalam Menulis

Oleh: Farid Gaban

Berikut ini ada "aturan" yang dibuat
seorang pintar bernama George Orwell.

Inti "aturan" Orwell adalah KESEDERHANAAN dalam menulis, apapun tema
yang disajikan:

• Jangan gunakan metafor atau kiasan.
• Jangan gunakan kata yang panjang jika ada padanan lebih pendek.
• Pangkas kata yang mubazir.
• Jangan gunakan bentuk pasif jika yang aktif bisa dipakai.
• Jangan gunakan kata asing, istilah ilmiah dan jargon jika ada
padanannya dalam bahasa sehari-hari.

George Orwell seorang novelis besar. Novel terkenalnya adalah
"Nineteen Eighty-Four (1998)" tentang pemerintahan yang otoriter.
Novel lain, "Animal Farm", sudah diterjemahkan dengan sangat bagus ke dalam bahasa Indonesia oleh almarhum Mahbub Djunaidi di bawah judul "Binatangisme".

Aturan menulis Orwell itu bisa ditemukan dalam buku dia: "Politics and the English Language".

Majalah The Economist (London) memasukkan aturan ini dalam "Buku
Panduan Menulis"-nya (Style Book). The Economist, menurut saya adalah majalah mingguan terbagus di dunia dalam cara menulis dan meriset tema, meski saya tak suka dengan ideologi politik majalah itu.

Lukiskan, Bukan Katakan

Oleh Farid Gaban
Pernahkah Anda membaca sebuah tulisan dan sampai bertahun kemudian Anda masih ingat gambaran dalam tulisan itu?

Kita umumnya terkesan pada sebuah tulisan yang mampu melukis secara kuat sebuah gambaran di dalam otak kita. Deskripsi yang kuat adalah alat yang digdaya bagi para penulis, apapun yang kita tulis: esai, artikel, feature, berita, cerpen, novel atau puisi.

Bagaimana cara membuat deskripsi yang kuat dan hidup?

Cara terbaik melakukannya adalah menerapkan konsep "Show It, Don't Tell It" atau "Lukiskan, bukan Katakan". Ubahlah pernyataan kering dan kabur menjadi paragraf berisi ilustrasi memukau.

Tulisan yang bagus memaparkan soal yang nyata dan spesifik. Salah satu caranya adalah menghindari kata-kata sifat seperti "tinggi", "kaya", "cantik", dan kata yang tak tidak spesifik seperti "lumayan besar", "heboh banget", "keren abis".

Contoh:

MENGATAKAN
Konser Peterpan itu heboh banget.

MELUKISKAN
Konser Peterpan di Gelanggang Senayan dihadiri oleh 50.000 penonton. Tiket seharga Rp 200.000 sudah habis ludes sebulan sebelum pertunjukan. Penonton yang rata-rata siswa SMP dan SMA
berdesak-desakan. Duapuluh orang pingsan, ketika para penonton
berjingkrak mengikuti lagu "Ada Apa Denganmu".

MENGATAKAN:
Nasib nenek itu sangat malang.

MELUKISKAN:
Umurnya 60 tahun. Dia hidup sebatang kara. Para tetangganya, penghuni gubuk kardus perkampungan liar Kota Bandung, mengenalnya dengan nama sederhana: "Emak". Tidak ada yang tahu nama aslinya. Awal pekan ini, Emak ditemukan meninggal, tiga hari setelah para tetangganya melihatnya hidup terakhir kali. "Sejak Jumat pekan lalu, Emak tidak pernah kelihatan," kata seorang tetangganya. "Saat gubuknya dilongok, Emak sudah terbujur kaku di dalam."

Menulis tanpa kata sifat ini menuntut wartawan, misalnya, untuk jeli mengamati detil serta mendahulukan fakta dan data ketimbang opini pribadi. Cara menulis seperti ini juga menghindari wartawan terjebak pada sekadar pernyataan, yang belakangan ini cenderung menciptakan gaya buruk "jurnalisme omongan".

Lebih dari itu, jika kita menggunakan konsep "Show It, Don't Tell It", paragraf-paragraf akan terbentuk secara alami, kuat, hidup dan mudah dikenang.

Belajar Buat Tagline Yang Menghipnotis

Yang penting bukan produk/jasa yang dijual, bukan teknologinya, bukan pula SDM-nya, Tapi Bagaimana Anda mengemasnya.

Sudah muak dengan kata-kata iklan di bilboard atau media iklan lainnya?

Buat saya tagline iklan bisa menjadi sebuah hiburan sekaligus pelajaran. Pertanyaan yang pertama dan terlintas di benak orang awam adalah “Apa produknya laku dipasaran tuh, dengan biaya promosi yang gede-gedean gitu?”

Tagline bisa berarti tulisan ajakan yang bisa merebut perhatian orang. Karena dalam teori membuat tagline yang menghipnotis ada slogan “Rebut perhatian pembaca dengan judul dalam 3 detik atau mereka meninggalkannya!!”

Membuat tagline tidak harus selalu untuk orang yang memiliki blog atau menjual produk. Dalam aktivitas sehari-hari secara tak sadar kita pasti pernah mengajak rekan kerja untuk makan siang bersama atau nonton ke bioskop. Nah bagaimana kita merangkai kata-kata menjadi sebuah ajakan agar menarik?

Saya teringat dengan tagline milik Domino Pizza yang menjadi bahan pembicaraan bagi para copywriter hingga saat ini.



“Pizza Hot and Fresh to Your Door in thirty minutes or Less or it’s Free”

“Pizza Panas dan Baru di Pintu Anda Dalam 30 menit atau Kurang, atau Gratis”

Mark Joyner dalam bukunya “The Irresistible Offer” menyebutkan bahwa dengan slogan seperti itu Domino Pizza telah menciptakan penawaran yang sangat kuat dibenak konsumen. Saat itu, siapapun orang yang lapar akan berfikir tentang Pizza dan memesannya. Ini adalah FAKTA. bagaimanapun baik atau buruknya produk yang ditawarkan, orang akan memesannya.

Tapi, apakah kita akan bermain-main dengan kualitas produk yang buruk. Tentu saja tidak. Dalam hal ini logika tetap bermain. Produk yang jelek akan ditingggalkan oleh konsumen.

Inilah hasilnya. Di tahun 2004, Domino Pizza telah berkembang sangat dahsyat dari 1 gerai menjadi 7.00 gerai diseluruh dunia. Nyatanya tagline yang kuat bisa menciptakan efek yang sangat powerfull bagi penjualan.

Bagi yang sering terjebak macet di jalan, tak ada salahnya mengotak-atik tagline iklan di penggir jalan. Lumayan juga untuk menghilangkan kejenuhan berkendara. Siapa tahu hasil dari belajar mengotak-atik tagline iklan anda akan menjadi seorang yang pandai merayu orang. Bahkan, orang yang Anda ajak tak kuasa untuk menolaknya.

tentunya untuk hal-hal positif lho..

Story Telling VS Story Writing

Anggap saja story telling itu julukan untuk jenis tulisan review dalam versi Bahasa Inggis.

Sotry telling adalah kemampuan menceritakan kembali sebuah kejadian, film atu pengalaman yang pernah di alami dan dikemas dalam cerita yang menarik. Story telling membutuhkan ekspresi gerakan mimik dan tubuh. Ketika situasi sedih maka mimik dan gerakan seharusnya juga menggambarkan kesedihan itu.

Lain lagi dengan Story Writing. Story Writing yang menarik, untuk selanjutnya kita sebut tulisan review, adalah bagaimana mengemas tulisan menjadi sebuah gaya penulisan yang menarik dan mudah dipahami. Tujuannya agar pembaca bisa memahami sebuah pesan yang disampaiakan dari tulisan itu.

Teori penulisan review cukup unik. Kalau story telling kita berhadap-hadapan dengan pendengar melalui tatap muka secara langsung atau tak langsung lewat intonasi suara, maka tulisan review hanya menggandalkan tulisan untuk berhadapan dengan pembaca.

Permasalahannnya disini, ketika EYD (ejaan yang disempurnakan) menjadi momok untuk membuat tulisan yang kreatif, para penulis kini lebih cendrung memilih gaya penulisan seperti berbincang-bincang. Setidaknya dengan menulis gaya seperti ini mereka akan mendapat banyak respond dari pembacanya.

Era dunia penulisan bisa saja berevolusi. Sebuah proposal, tulisan ilmiah, dan kumpulan laporan kegiatan tak lagi menggunkan EYD, tapi lebih cendrung menggunakan gaya penulisan berbincang-bincang.

Ya, saya menggangap terobosan pertama kali (gaya menulis berbicang-bincang) telah dilakukan oleh para Blogger. Sejak pertama kali Web Blog dikenal, posisi kepopularitasan sebuah Web tergantikan. Ini dikarenakan content tulisan Web terkesan kaku. Belum lagi di tambah pengelolaan Web yang membutuhkan kemampuan personal pemrograman web yang “njelimet” alias rumit.

Blog memudahkan pembaca untuk berinteraksi dua arah dengan penulis dan pembaca lainnya. Walaupun hal itu bisa dilakukan oleh Web (merancang komunikasi dua arah melalui box komentar pada setiap tulisan), tapi membutuhkan sebuah bahasa pemrograman yang sulit untuk merancangnya.

Maaf, tulisan ini bukan bermaksud merendahkan martabat “Si Tuan EYD”. Kita hanya berusaha membuat keakraban antara penulis dan pembaca terjadi. Keakraban merupakan salah satu cara penulis untuk menarik perhatian pembaca melalui tulisan.

Di internet manusia terwakilkan oleh tulisan. Apa dan bagaimana kemasan tulisan itu di buat, sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan, menjadi tantangan baru bagi para penulis. Seperti pada gambar tulisan yang memeluk manusia di atas.

Gaya penulisan tulisan review bukanlah milik sang penulis ahli, berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang pernah saya rasakan, salah satu modal untuk membuat gaya penulisan story writing adalah membuat bagaimana tulisan kita berpihak kepada pembaca.

“Apa maksudnya?”

Tujuan kita membuat tulisan review adalah untuk lebih memperjelas keberadaan sebuah objek itu ada (produk, pengalaman atau kesuksesan). “Benar begitu?”

Nah, tak ada salahnya kita menambahkan sebuah tulisan yang seolah-olah dapat menerka masalah atau tujuan yang dihadapi oleh pembaca. Lalu akhiri dengan sebuah tulisan penutup yang menyampaiakan pesan mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah atau tujuan yang ingin dicapainya. Tapi ingat, semua itu harus berhubungan dengan tulisan review yang kita tulis.

Ketika tulisan review bukan lagi milik “sang penulis ahli” tentunya Anda ingin mencoba melakukan gaya penulisan seperti strory writing.

Masuk Ke Daerah Terlarang Pembaca

Intro dalam lagu akan memudahkan penciptanya untuk memilih syair beserta nada agar mudah diresapi hati pendengarnya. Hanya saja penggunaan intro kali ini lebih berfokus pada belajar menciptakan copywriting yang menarik perhatian pembaca..

Walaupun sebagian besar copywriting banyak dimanfaatkan untuk membuat tulisan blog atau menciptakan sales latter sebuah produk, baik dijual secara online atau distribusi langsung (offline), tapi untuk mencoba kemampuan kita kali ini tak ada salahnya secara bertahap kita menggunakan copywriting untuk tulisan blog yang bertujuan mengajak pembacanya melakukan sesuatu. O, ya..saya berharap Anda menterjemahkan arti tulisan copywriting pada tulisan ini sesuai dengan tujuan anda masing-masing. Seperti manfaat copywriting yang saya jelaskan diatas. Karna sepanjang tulisan ini saya akan terus menggunakan kata “copywriting”.

Kenapa copywriting itu bisa disebut menarik atau bahkan menghasilkan jutaan rupiah?

Karena saya sebagai newbie yang berniat menekuni profesi copywriting blog, maka saya akan menjawab pertanyaan itu dari kaca mata pembaca, bukan menjawab layaknya dari sang ahli.

Ini yang saya rasakan ketika membaca sales later

Saya merasa pengalaman yang pernah dilaluinya (pemilik produk) sama dengan kenyataan/jalan hidup yang pernah kita alami dahulu atau sekarang. Lalu,

  1. Produknya memberikan solusi untuk permasalahan yang saat ini saya alami. Intinya dia tau apa yang saya inginkan.

Ya.. kedua perasaan yang saya alami itu secara langsung melekat pada benak saya sebagai sebuah pruduk yang memberi solusi (tetap perlu diingat solusi itu juga datangnya melalui “Sang Maha Pemberi Solusi” melalui do’a yaitu Allah SWT). Saya menganggukkan kepala sebagai tanda setuju atas solusi yang ditawarkan melalui sales latter itu dan ditutup dengan tindakan memesan produk darinya.

Secara tak sadar daerah terlarang itu adalah “benak dalam hati”. Tempat bersemayamnya rasa cinta, sayang, bahagia dan perasan lainnya.

Ketika hasil copywriting-nya menghasilkan rincian solusi secara detail kepada pembaca sesuai dengan apa yang mereka cari, saat itulah “action” pembelian produk bisa terjadi.

Bila Anda menemukan sebuah opini lain tentang copywriting dari sebuah buku atau lainnya, silahkan sharing di kolom komentar blog ini.

Setidaknya kita sudah memahami sedikit tentang tujuan copywrting itu dibuat. Lalu, apa tujuan Anda ketika ingin membuat copywriting?

3 Siasat jitu membuat tulisan review jadi seru

seberapa seringkah kita menceritakan kembali kepada orang tentang apa yang kita lihat di TV semalam. Tentunya dengan penuh antusias dan mengharapkan perhatian dari lawan bicaranya. Ya..aktivitas itu namanya story teling/ menceritakan kembali.

Lalu bagaimana membuat strory telling pada sebuah tulisan? Terserah medianya apa, mau blog, mading, majalah intern perusahaan atau buletin. Pada dasarnya sama. Ini tipsnya “tulis saja seperti orang berbicara, jangan mengedit tulisan sebelum gagasan di kepala Anda keluar semua”. Masih ingat tentang postingan ini beberapa bulan yang lalu?

O ya, ibarat pemahat patung, tulisan kita juga harus di ukir oleh kata-kata yang artistik agar tulisan review jadi menarik. Bagai mana caranya?

Ini dia, 3 Siasat jitu membuat tulisan review jadi seru :

1. Merubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif.

Ambil contoh seperti ini, kita mereview tulisan koran, disana tertulis “Sichiro Honda telah membuat rancangan motor ciptaannya terlihat elegan ”. Itu kalimat pasif kan? Agar terlihat “lebih hidup” tak ada salahnya menuliskannya seperti : ” … rancangan motornya telah dibuat oleh Sichiro Honda menjadi elegan, tulis koran itu. “..

Disini kita coba konsentrasi pada awalan “me” di rubah menjadi “di”.

Revisi.

Ambil contoh seperti ini, kita mereview tulisan koran, disana tertulis “.. rancangan motornya dibuat oleh Sichiro Honda menjadi elegan”, tulis koran itu. Itu kalimat pasif kan?. Agar terlihat “lebih hidup” tak ada salahnya menuliskannya seperti : .. “Sichiro Honda telah membuat rancangan motor ciptaannya terlihat elegan”.

Disini kita mencoba konsentrasi pada awalan “di” dirubah menjadi “me”.

2. Selingi dengan opini sendiri.

Opini menggambarkan kemampuan kita menguasai permasalahan yang kita tulis. Kredibilitas taruhannya. Walau dalam setiap tulisan hanya terdapat satu opini, tapi opini tersebut telah melukiskan daya analisa kita terhadap topik atau info yang dibaca.

3. Jangan lupa cantumkan sumber tulisannya..

Aturan penulisan tentang menulis sumber tulisan dari orang lain pada blog tak serumit dalam tatacara penulisan karya ilmiah. Tulislah seperti ini,

“..menurut penulisnya dalam harian BERITA, pengguna internet di Indonesia kini tembus pada angka 1 juta perbulannya.”

“..suatu saat nanti Indonesia akan memiliki potensi teknologi yang menyamai dunia barat, tulis Wawan Purnama dalam buku karangannya, “Direktori Internet Indonesia”.

Sebelum ke-tiga siasat jitu ini saya sharing ke pembaca, saya telah mencoba pada postingan terdahulu, walaupun belum sempurna sekali, cara ini telah memancing beberapa komentar yang juga ikut menyumbang opini tentang tulisan yang saya tulis.

Masih ada ide lainnya tentang siasat jitu mebuat tulisan review yang menarik?

PERIKLANAN INDONESIA DAN HUKUM YANG BERLAKU

Posted on by lia yulistino sugiono

EPI adalah produk dari Dewan Periklanan Indonesia (DPI)

Yang merupakan penyempurnaan atas Tata Kramadan Tata Cara Periklanan Indonesia (TKTCPI)yang pertama kali diikrarkan pada tanggal 17 September 1981

EPI diluncurkan pada tahun 2006

Landasan EPI adalah SWAKRAMA

“suatu etika periklanan akan lebih efektif justru kalau ia disusun , disepakati ,dan ditegakkan oleh para pelakunya sendiri”

ASOSIASI PENDUKUNG

1.AMLI (Asosiasi Perusahaan Media Luar-Griya Indonesia)

2.APPINA (Asosiasi Pengiklan Indonesia)

3.ASPINDO(Asosiasi Pemrakarsa dan Penyantun Iklan Indonesia)

4.ATVLI(Asosiasi Televisi Lokal Indonesia)

5.ATVSI(Asosiasi Televisi Swasta Indonesia)

6.GPBSI(Gabungan Perusahaan Bioskop Indonesia)

7.PPPI(Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia)

8.PRSSNI(Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia)

9.SPS(Serikat Penerbit Suratkabar)

10.Yayasan TVRI(Yayasan Televisi Republik Indonesia)

11.IPFII(Ikatan Perusahaan Film Iklan Indonesia)

Sepanjang menyangkut periklanan , EPI menjadi induk yang memayungi semua standar etika periklanan intern yang terdapat pada kode etik masing – masing asosiasi anggota DPI atau lembaga pengenban dan pendukungnya.

LINGKUP

1.Tatanan

Disusun dalam dua tatanan pokok , yaitu tata krama (code of conducts) atau tatanan etika profesi , dan tata cara (code of practices)atau tatanan etika usaha

2.Keberlakuan

EPI ini berlaku bagi semua iklan , pelaku dan usaha periklanan yang dipublikasikan atau beroperasi di wilayah hokum Republik Indonesia

3.Kewenangan

Inside , ia mengikat orang – perorang yang berkiprah dalam profesi apapun di bidang periklanan , serta semua entitas yang ada dalam industri periklanan

Outside , ia mengikat seluruh pelaku periklanan –baik sebagai professional maupun entitas usaha-terhadap interaksinya dengan masyarakat dan pamong

4.Asas

Iklan dan Pelaku Periklanan harus ;

a.Jujur , benar dan bertanggung jawab

b.Bersaing secara sehat

c.Melindungi dan menghargai khalayak , tidak merendahkan agama , budaya , Negara , dan golongan ,serta tidak bertentangan dengan hokum yang berlaku.

Tata Krama

1.2.2. Iklan tidak boleh menggunakan kata – kata superlative seperti “paling” , “nomor satu” , “top” atau kata-kata berawalan “ter” ,dan atau yang bermakna sama ,tanpa secara khas menjelaskan keunggulan tersebut yang harus dapat dibuktikan dengan pernyataan tertulis dari otoritas terkait atau sumber yang otentik.

1.4. Penggunaan kata “satu-satunya”

Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata “satu-satunya” atau yang bermakna sama , tanpa secara khas menyebutkan dalam hal apa produk tersebut menjadi yang satu-satunya dan hal tersebut harus dapat dibuktikan dan dipertanggung jawabkan.

1.13. Hiperbolisasi

Boleh dilakukan sepanjang ia semata-mata dimaksudkan sebagai penarik perhatian

Atau humor yang secara sangat jelas berlebihan atau tidak masuk akal sehingga

Tidka menimbulkan salah persepsi dari khalayak yang disasarnyanya.

1.15.Waktu Tenggang (Elapse Time)

Iklan yang menampilkan adegan hasil atau efek dari penggunaan produk dalam

Jangka waktu tertentu , harus jelas mengungkapkan memadainya rentang waktu

Tersebut

1.19. Perbandingan

1.19.1. Perbandinganlansung dapat dilakukan , namun hanya terhadap aspek – as

pek teknik produk ,dan dengan kriteria yang tepat sama.

1.19.3 Perbandingan tak langsung harus didasarkan pada criteria yang tidak menye

satkan khalayak.

1.21.Merendahkan

Iklan tidak boleh merendahkan produk pesaing secara langsung maupun tidak

Langsung

1.25.Ketaktersediaan Hadiah

Iklan tidak boleh menyatakan “selama persediaan masih ada” atau kata-kata lain

Yang bermakna sama.

1.26. Pornografi dan Pornoaksi

Iklan tidak boleh mengeksploitasi erotisme atau seksualitas dengan cara apapun , dan untuk tujuan atau alas an apapun.

2.1 Minuman Keras

Iklan minuman keras maupun gerainya hanya boleh disiarkan dimedia non massa

2.5. Vitamin , Mineral dan Suplemen

2.5.2 Iklan tidak boleh menyatakan atau memberi kesan bahwa vitamin ,mineral atau

Suplemen selalu dibutuhkan untuk melengkapi makanan yang sudah sempurna nilai

Gizinya.

2.5.4 Iklan tidak boleh menyatakan bahwa kesehatan ,kegairahan dan kecantikan akan

dapat diperoleh hanya dari penggunaan vitamin , mineral atau suplemen

2.10 Klinik , Poliklinik dan Rumah Sakit

2.10.3.Klinik , poliklinik atau rumah sakit tidak boleh mengiklankan promosi penjualan

dalam bentuk apapun.

2.25. Iklan Layanan Masyarakat (ILM)

2.21.1 Penyelenggaraan ILM yang sepenuhnya oleh pamong atau lembaga nirlaba dapat

Memuat identitas penyelenggara dan atau logo maupun slogan.

2.21.2 Kesertaan lembaga komersial dalam penyelenggaraan ILM hanya dapat memuat

Nama korporatnya.

2.26. Judi dan Taruhan

Segala bentuk perjudian dan pertaruhan tidak boleh diiklankan baik secara jelas maupun tersamar.

3.1 Anak – anak

3.1.2 Iklan tidak boleh memperlihatkan anak-anak dalam adegan-adegan berbahaya,me

Nyesatkan atau tidak pantas dilakukan oleh anak-anak

3.1.3 Iklan tidak boleh menampilkan anak-anak sebagai penganjur bagi penggunaan suatu

Produk yang bukan untuk anak-anak.

3.1.4 Iklan tidak boleh menampilkan adegan yang mengeksploitasi daya rengek (pester

Power) anak-anak dengan maksud memaksa para orangtua untuk mengabulkan per

Mintaan anak-anak mereka akan produk terkait.

3.5 Tenaga Profesional

3.5.1 Iklan produk obat-obatan (baik obat-obatan bebas maupun tradisional), alat-alat ke

Sehatan , kosmetika perbekalan kesehatan rumah-tangga serta makanan dan

Minuman tidak boleh menggunakan tenaga professional ,identitas , atau segala

Atribut profesi ,baik secara jelas maupun tersamar.

4.2 Media Televisi

4.2.1 Iklan-iklan rokok dan produk khusus dewasa (intimate nature)hanya boleh disiarkan mulai pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu setempat

4.2.2 Materi ikan yang tepat sama tidak boleh ditampilkan secara sambung-ulang (back

To back) lebih dari dua kali.

4.2.3 Dramatisasi , adegan berbahaya ,dan bimbingan orangtua

a.Iklan yang menampilkan dramatisasi wajib mencantumkan kata-kata “Adegan ini Dramatisasi”

b.Iklan yang menampilkan adegan berbahaya wajib mencantumkan peringatan “Adegan Berbahaya , Jangan Ditiru”

4.3 Media Radio

4.3.3 Iklan radio yang menggunakan suara atau efek bunyi yang menimbulkan imajinasi

Amat mengerikan atau amat menjijikkan , hanya boleh disiarkan kepada khalayak

Dan pada waktu yang sesuai.

4.5.2 Layanan Pesan Ringkas (SMS-Short Message Service)

b.Iklan atau promosi melalui layanan pesan ringkas hanya boleh dilakukan kepada

mereka yang sudah menyetujui untuk menerimanya kecuali jika penerimaan

pesan-pesan tersebut semata-mata merupakan bagian atau konsekuensi dari ke

terikatan mereka kepada atau atas sesuatu , seperti keagenan , komunitas ,

keanggotaan , dsb.

4.10. Gelar Wicara (talk show)

4.10.1 Pemandu gelar wicara harus mampu memisahkan dengan jelas antara materi

Pokok bahasan , dengan materi promosi sesuatu produk