MY STUDY ABOUT DKV

Posted on Rabu, 19 Mei 2010 by lia yulistino sugiono

Definisi,Prinsip,Kegunaan


Desain Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar, huruf dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya

Prinsip DKV
Pesan visual harus kreatif (asli, inovatif dan lancar), komunikatif, efisien dan efektif, sekaligus indah/estetis.

Penampilan sehari-hari desain komunikasi visual hanya terdiri dari dua unsur utama: verbal (tulisan) dan visual (gambar tangan, fotografi, atau image olahan komputer grafis).

Apasajakah Yang Dipelajari Dalam DKV???

Desain Grafis
Mempelajari konteks tataletak dan komposisi,
Area kerja kreatif desain grafis di antaranya: stationary kit atau sales kit: desain kartu nama, kop surat, amplop, map, bolpoint,desain kalender,desain majalah,komik

Desain Iklan
Desain iklan atau popular dengan sebutan advertising, ranah kreatifnya meliputi: kampanye iklan komersial dan perancangan iklan layanan masyarakat. Senantiasa melibatkan seluruh media periklanan yang meliputi: media iklan lini atas (above the line advertising), yakni: jenis-jenis iklan yang disosialisasikan menggunakan sarana media massa komunikasi audio visual. Misalnya surat kabar, majalah, tabloid, iklan radio, televisi, bioskop, internet, telepon seluler. media iklan lini bawah (below the line advertising), yaitu kegiatan periklanan yang disosialisasikan tidak menggunakan media massa cetak dan elektronik. Media yang digunakan berkisar pada printed ad: poster, brosur, leaflet, folder, flyer, katalog, dan merchandising:

Desain Multimedia Interaktif
dalam konteks tampilan dan pelengkap desain, Cakupan wilayah kreatif desain multimedia interaktif diantaranya meliputi: animasi 3D, dan motion graphic, fotografi, sinetron, audio visual, program acara televisi, bumper out dan bumper in acara televisi, film dokumenter, film layar lebar, video klip, web desain, dan CD interaktif.

Hal –hal yang perlu diperhatikan untuk membuat DKV menjadi efektif

1. Desiner harus memahami bentuk pesan yang ingin disampaikan
2. mengetahui kemampuan menafsir serta kecenderungan kondisi fisik maupun psikis kelompok masyarakat yang menjadi sasaran.
3. dapat memilih jenis bahasa dan gaya bahasa yang serasi dengan pesan yang dibawakannya. Selain itu juga tepat untuk dibicarakan secara efektif, jelas, mudah, dan mengesankan bagi si penerima pesan.

MEDIA PLAN dan STRATEGI

Posted on by lia yulistino sugiono

Media Planning
(perencanaan media periklanan)

Media Cetak
Koran, Tabloid, Majalah

Media Planning – media cetak

Langkah-langkah pembuatan media planning

• Mengetahui dan mempelajari produk klien
– Keunggulan, kelemahan, harga, distribusi, posisi / share di pasar dll.

• Analisa kompetitor dan pasar
– Kompetitor langsung, kompetitor tidak langsung, keunggulan dan kelemahan masing2 kompetitor, strategi brand, strategi media, pola beriklan, budget dll.

• Analisa target audience
– Siapa target yang dituju, analisa secara demografi, geografi dan lifestyle.

• Tujuan marketing, tujuan beriklan dan tujuan media
– Menetapkan tujuan media berdasarkan tujuan beriklan dan tujuan marketing
– Tujuan harus dapat diukur.

Media Planning – media cetak

Langkah-langkah pembuatan media planning

• Kembangkan strategi
– Menetapkan strategi berdasarkan tujuan yang hendak dicapai
– Menentukan jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan degan mempertimbangkan semua hasil analisa, produk, kompetisi dan target audience.
– Menentukan media yang tepat dan implementasinya termasuk media yang akan digunakan, bobot , frekuensi, scheduling dan biaya.

• Analisa media
– Menganalisa media2 yang akan dipilih
• Kekuatan, kelemahan, karakteristik media.
• Readership, reach, coverage, tiras/oplaag
• CPM, harga per kontak (cost per contact)
• Isi dan pendekatan media
• Regulasi dalam implementasi,fleksibilitas media

• Pemilihan media detail
– Memilih media yang paling tepat bedasarkan hasil analisa-analisa sebelumnya.


Media Planning – media cetak

Karakteristik

Koran
• Bersifat informatif lebih cenderung tulisan
• Berita terbaru
• Berita cepat
• Umur berita pendek
• Bahan referensi berita
• Lebih umum, pembaca lebih banyak pria


Tabloid
• Bersifat informatif ulasan berita dan artikel
• Isi berita lebih ringan dari majalah
• Umur berita diantara koran dan majalah
• Umum dan segmentasi
• Pembaca cenderung lebih banyak wanita dan dari kelas menengah bawah
• Sebagai pengganti majalah

Majalah
• Bersifat informatif melalui kombinasi tulisan dan gambar
• Berita berupa ulasan
• Umur berita lebih lama dan cenderung disimpan oleh pembaca
• Bahan referensi artikel
• Tersegmen, pembaca lebih banyak wanita

Media Planning – media cetak

• Bagi kategori produk tertentu misalnya properti, finansial, retail, kendaraan, fashion, dll. Media cetak dijadikan media utama dalam beriklan, namun bagi kategori produk lainnnya media cetak dijadikan sebagai media pendukung.

Perhitungan harga iklan

Koran : jumlah kolom x tinggi x Harga /mmkolom

Tabloid : jumlah kolom x tinggi x Harga/mmkolom

Majalah : Harga berdasarkan ukuran halaman, penempatan halaman, bentuk iklan
misalnya harga 1 halaman (display ad FP FC/full page full color), harga ½ halaman, harga 1 halaman cover depan, harga 1 halaman cover belakang dll.

Untuk bentuk-bentuk iklan tertentu harga iklan ditentukan dengan cara lain atau ditentukan sebagai harga khusus.

Setiap pembelian space iklan mendapat diskon berbeda-beda dari masing-masing media.
Selain mendapat diskon pembelian juga mendapat bonus bergantung jumlah pembelian
Setelah dipotong diskon harga dikenakan agency commission dan PPN (VAT) 10 %


Jenis iklan

Koran & Tabloid

1. Iklan display ad. (iklan 2 kolom atau lebih)
2. Iklan kolom (iklan 1 kolom)
3. Iklan banner
4. Iklan kuping
5. Iklan dengkul
6. Iklan seremonia, info produk, liputan event dll
7. Iklan baris
8. Iklan advetorial
9. Iklan lidah cover
10. Iklan sisipan
11. Iklan kreatif ( island ad, dll)

Majalah

1. Iklan display ad.
2. Iklan banner
3. Iklan kreatif
4. Iklan advetorial
5. Iklan info produk
6. Iklan sisipan

Perhitungan CPM, Cost per Contact

CPM (cost per mil = harga perseribu orang pembaca)


CPM = harga iklan : jumlah pembaca x 1000


Cost per contact = harga iklan : jumlah pembaca


CPM atau Cost per contact yang paling kecil menunjukkan semakin efisien

Dasar penggunaan media cetak

• Perlu menyampaikan informasi detail dan cepat
• Iklan bersifat pemberitahuan atau berita
• Iklan bersifat lokal
• Target tidak mass tetapi lebih tersegmen
• Perlu visualisasi
• Budget terbatas
• Kompetisi

Kriteria Pemilihan

• Jumlah target pembaca yang tinggi

• Efisiensi, CPM yang rendah

• Jangkauan yang luas

• Isi sesuai dengan karakter produk

• Paket penawaran termasuk diskon, bonus yang tinggi

• Fleksibilitas

• Komitmen yang tinggi

Analisa isi

Dalam pemilihan media analisa isi media cetak khususnya majalah diperlukan selain penggunaan data jumlah pembaca. Hal ini diperlukan untuk menemukan kesesuaian karakter produk dengan karakter pembaca majalah, sehingga media yang dipilih adalah media yang pembacanya sesuai dengan target produk.


Regulasi

• Regulasi isi
• Deadline order, cancel, pengiriman materi.
• Ukuran iklan & spesifikasi
• Tanggal terbit dan tanggal edar
• Jangka waktu pembayaran


Kesalahan yang sering terjadi

• Kesalahan harga, discount.
• Kesalahan versi materi dan ukuran iklan
• Kesalahan penentuan deadline
• Kesalahan penentuan tanggal pemuatan dan frekuensi pemuatan

Kesalahan yang sering terjadi

• Kesalahan harga, discount.
• Kesalahan versi materi dan ukuran iklan
• Kesalahan penentuan deadline
• Kesalahan penentuan tanggal pemuatan dan frekuensi pemuatan

AN EULOGY FOR A LOVE STORY

Posted on Selasa, 18 Mei 2010 by lia yulistino sugiono

Don't Cry Over Someone That Won't Cry Over You
No Guy Is Worth Your Tears & When You Find The One That Is He Won't Make You Cry
If You Really Love Something Set It Free.
If It Comes Back It's Yours, If Not It Wasn't Meant To Be
Some Day You'll Cry For Me Like I Cried For You,
Some Day You'll Miss Me Like I Missed You,
Some Day You'll Need Me Like I Needed You,
Some Day You'll Love Me But I Won't Love You
Love can make you happy but often times it hurts,
but love is only special when you give it to who its worth.
Boyfriends come and go, but friends are forever.
No pleasure, no expressions just an illusion of what should of but wasn’t.
I hate you for not letting me have you.
Forget the times he walked by, Forget the times he made you cry,
Forget the times he spoke your name, Remember now your not the same.
Forget the times he held your hand, Forget the sweet things if you can,
Forget the times & Don't pretend, Remember now he's just A BULLSHIT!!!.
The day you finally decide to love me will be the day
after the day I have given up on chasing you
SO GET OUT OF MY LIFE AND SAY IT GOODBYE!!!!

me...me...me...it's just me....

Posted on by lia yulistino sugiono



MEDIA PLAN AND STRATEGY

Posted on Senin, 17 Mei 2010 by lia yulistino sugiono

Media Objectives, Strategies and Planning

Major Factors
in Creating and Building
a Media Plan

Media Questions


Two basic processes:
1. Planning media strategy, including the specific types of consumers/audiences the messages will be directed to.
2. Selecting and Buying media vehicles.
• Media planning is both an art and a science. An essential part of the advertising business.
• Where should we advertise?
• Which media vehicles?
• When during the year?
• Should we concentrate our advertising?
• How often should it run?
• What opportunities are there to integrate our media planning with other Promotion or Communication tools?

Media Objectives, Strategies and Planning

• Planners direct the messages to the right people at the right time in the right environments.
• TV: Networks, syndication, local,cable, satellite.
• National, Regional and Local issues
• Non traditional: In flights, parking meters, blimps, shopping carts, milk cartons, litter cans, taxis, sponsorships.

• Increasing media choices and options
• Audience fragmentation
• Costs and rate hikes
• Multimedia, and interactive
• Diverse audiences
• And more

Major Factors:
• 1. Target Market. Whom are you going to sell to?
– Demographic, geographic and psychographics characteristics

• 2. Where is product or service distributed?
– Local, regional, national or selected markets
– Remember BDI and CDI’s

• 3. What is Budget?
– Percentage of sales
– Share of market and Share of Voice
– Objective and Task
– Unit of Sales and Case Rate
– Competition
– Test Market
– Experimental
– Computer modeling
– Affordable and Available Funds


• 4. What is Competition Doing?
– Budgets
– Which Media?
– Which Schedules?
– And more

• 5. Nature of Message?
– Electronic/Broadcast
– Print
– Color/B&W
– Demonstration
– Simple Statements

• 6.Reach
vs.
Frequency
vs.
Continuity
(Continuous Schedule)


Frequency
• Average number of times a household or a person viewed a given television program, station or commercial during a specific time period.
Continuity/Continuous Schedule
• Advertising runs steadily and varies little. Compare with:
• Flighting and Pulsing with scheduling
• Rating (RTG or %):
• The estimate of the size of a television audience relative to the total universe, expressed as a percentage. The estimated percent of all TV households or persons tuned to a specific station. In the example, three of the 10 homes in the universe are tuned to channel 2. That translates to a 30 rating.
• 7. Media Mix
• Combination of different media, and size of ads
• Which Media?
• Which Schedules?
• And more

• 8. Seasonality and Length of Schedule?
– Hot tea vs. Cold tea?
– Snow blowers, toothpaste, coffee.
– Morning Drive and Evening Drive
– Flighting
– Pulsing


• 9. Tie-ins with Merchandising
and Sales Force?
– Coupons, Contests, Trade Deals, Sales Calls, Displays, Budgets.
– Which Media?
– Events
• Super Bowl
• Academy Awards
• Sports
– Which Schedules?
– And more
– 10. Cost Efficiencies
– Which Media?
– Which Schedules?
– Which Vehicles?

• Advertising is an investment in future sales.
• It’s greatest powers are in short-term promotions and its cumulative long-range effects.
• And more

'Objective' media
The media tells us how to think and what to think about. For example, Mother Teresa's death received much less coverage than Princess Di's, evidence of who the media considered more important. And no one except cartoonist Tom Tomorrow and journalist Christopher Hitchens seemed to mention that Mother Teresa accepted dirty money from Charles Keating, opposed birth control even though she saw the deadly consequences of overpopulation every day, and wouldn't use sterilized needles or painkillers for the dying.
Instead, the description "saint" kept popping up in the press.
By the use of a few careful words, the media can frame the terms of a debate for us, while hardly anyone questions the implicit assumptions behind them.
The media uses words such as "illegitimate" to describe children born to women who don't happen to be married. What exactly makes a child not legitimate? Not having the biological father's last name? How would the mother marrying the father - who might be an abusive bum with no interest in parenting - make that child suddenly legitimate? Genes do not necessarily make one a parent, as any adoptive family can tell you. "Illegitimate" is a term that unnecessarily condemns and marginalizes children and single mothers.
Similarly, why does the media constantly use the term "premarital sex?" The assumption behind "premarital sex" is that the person having it should, or eventually will, be married. What about gays and lesbians, who cannot legally marry? Or those who don't believe in marriage? There are single parents, intergenerational families, communes and many other successful family combinations that don't require two heterosexuals married to each other. The assumption that marriage is the end goal for all people is absurd, and the word "premarital" contains an inherent value judgment. And why does "sex" always mean heterosexual intercourse, anyway?
In the abortion debate, some media still use the phrase "pro-life," thereby putting those who are against abortion in theoretical opposition with those who are presumably "pro-death." Why not call pro-life advocates what they are - anti-abortion? People either support a woman's choice and right to make decisions regarding her reproductive life (hence the term "pro-choice"), or they oppose keeping abortion legal. If anti-abortionists are "pro" anything, it's the rights of a fetus over a woman. So maybe we can start calling them "pro-fetalists" to accurately describe them.
What about "God?" Questions such as "Do you believe in God?" are constantly asked by pollsters, while the "existence of God" is debated by the media. Why does no one ask if we believe in Goddess? Many people throughout the world believe in a female deity. And which culture's god are they referring to? Do they include Krishna, Odin, Father Sky and Allah in their definition? There is an incredibly diverse array of gods, goddesses and spirits in many different religions all over this planet.
There are also many people who don't believe in any deity whatsoever. When the media refers to "God," they are privileging the Judeo-Christian god over anyone else's. Referring to other cultures' religious stories as "myths" while treating the Bible as an authoritative text, more valuable than the Bhagavad Gita, the I-Ching or the Qu'ran, is ridiculous and imperialistic. So is assuming that belief in a deity is a given.
Speaking of religion, why is any uncommon religious group referred to a "cult?" Although David Koresh and Heaven's Gate members practiced forms of Christianity, they were labeled cults. Christianity started out as one, if you figure any religion with only a few members is a cult. Satan is a Christian invention, yet the phrase "Satanic cult" often appears in the media. Those who believe literally in other Biblical characters such as Adam and Eve are simply called Christians.
The media can reinforce societal stereotypes with the constant use of a few unquestioned words. As media consumers, we need to critically analyze the news and question why only certain stories are covered, and why inherently judgmental terms are used in supposedly "objective" news.

A major component of media buying is building relationships. A sizeable portion of a media planner's role is to forge and cultivate associations with vendors and partners. While these bonds are the foundation of any good marketer/vendor relationship, it is important that planners objectively evaluate their buys. This neutrality is especially crucial as ads network are continually evolving, so sticking to familiar vendors could mean that inventory and properties are overlooked. Planners must be sure to consider all of their options to best serve clients. Successful campaigns, long-lasting client relationships, and industry credibility depend upon this.
Using familiar vendors and advertising networks is not necessarily a negative quality of a media planner. When all things are considered equal, great customer services and responsiveness oftentimes sways a media planner's decision to choose a particular vendor. It is only a problem if viable advertising options are neglected to favor preferred vendors. To get a broad perspective of possible pitfalls, I asked my colleagues at Geary Interactive to share their insights.
Here are five things a media planner can do to execute campaigns objectively.
Don't stick to what you know
To ensure that media buys do not favor one vendor over another, planners should conduct a thorough proposal process whenever time permits. By casting a wide net, planners can make sure they are basing their decisions on competitive quotes -- not bias. It is easy to return to vendors that have performed well in the past, but before each media buy, planners should reevaluate the landscape to secure the best options to meet clients' goals. Of course, media teams should include known and trusted vendors in the RFP process, but no one should feel obligated to go with familiar vendors. The important thing is to make smart buys that contribute to campaign objectives.
If vendors question why they weren't a chosen buy after a proposal process, make sure to provide honest feedback about how a decision was reached. Even providing a high-level explanation can keep relationships intact and maintain amicable foundations for future campaigns.
Focus on goals and research
Base media buys on success metrics as opposed to personal recommendations. Representatives promote their own platforms (as they should), but that does not mean their recommendations will best serve a campaign. Their recommendations might be effective but not necessarily a good fit for your given situation. As the liaison between marketers and vendors, it is up to a media planner to focus on buys that support goals -- not just activity. By combining their own research and vendor recommendations, media planners can rest assured they are making educated buys. Turn to vendors to get their opinions, but do not follow them blindly. Instead, ask them for hard numbers that you can compare to your own research. Before finalizing a media buy, refer back to the client's desired goals to ensure they are in alignment with your recommendations.
Respect different variables
Any number of variables can impact the success of a campaign. Creative design, targeting, competitive landscape, and seasonality are just a few components that influence a media campaign. Each variable needs to be viewed as a separate entity when gauging the success or failure of a campaign. When deciphering the results of a campaign, planners need to view it from a holistic perspective. A planner should not attribute the success or failure of a campaign on solely one factor or a single vendor.
Don't judge a vendor by a rep
The above recommendations will help media planners avoid favoring vendors where relationships have been established. What about the opposite? It is also important for planners to avoid writing off an ad vendor because they had an unpleasant encounter with one of its representatives. In these instances, it's even more crucial for media planners to set their preferences aside and make choices based on data and research. If a campaign requires ample management from a vendor, planners can politely ask for a different representative. The vendor wants to encourage lasting partnerships, so they will usually oblige to maintain the relationship on their end.
Finding a balance
Each campaign is different and can be based on a variety of goals and objectives. To account for this, planners should approach each project with a fresh perspective and notice when past experiences are impacting current campaign planning. In a perfect world, marketers could disregard earlier vendor relationships, but the knowledge gained with each execution can be helpful in other instances. The disconnect can be seen when working with vendors that reach similar verticals or age groups. While planners should make an effort to treat the campaigns as unique, tapping into this baseline information can help optimize new buys -- especially when timelines are short. Media planners need to find the appropriate balance where insights do not become assumptions. Assuming that one campaign will generate similar results with different variables can be dangerous.
The consolidation of ad networks
Media fragmentation is a challenge digital media people face every day. The diverse landscape of media platforms forces planners to choose where they purchase ad space, and these decisions directly impact the users they reach. Although fragmentation has been a growing problem over the last decade as digital platforms have evolved and matured, most predict that this era may be over. Ad networks are beginning to consolidate into vertically specialized groups. This merging will allow media planners to more effectively use the billions of bulk impressions available on a monthly basis to reach their target audiences through a shorter list of media vendors. It will also afford media planners easier access to best-of-breed targeting technologies. With these evolutions on the horizon, marketers can reevaluate how they buy digital media properties and make sure buying habits are sensible.
Conclusions
These suggestions are meant to illuminate underlying biases that might affect how marketers buy media space. It will never be possible for media planners -- or anyone else -- to be completely unbiased. However, it is a good goal and a mental check. By acknowledging that there are tendencies to favor vendors, media planners can be aware of their biases and make corrections if needed

Pengertian Ilmu Penyiaran Sebagai Kajian Ilmu Komunikasi

Posted on Sabtu, 15 Mei 2010 by lia yulistino sugiono

BROADCASTING SEBAGAI OBJEK KAJIAN ILMU KOMUNIKASI

Menurut pendapat Carl I Hovland (science of communication) mendefinisikannya

“Usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyebaran informasi serta pembentukan opini dan sikap”.

Sedangkan HOVLAND mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:

“Proses dimana seorang (komunikator) menyempaikan perangsang-perangsang (biasanya berbentuk lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain (komunikan)”.


Pendapat Harold I Hovland kemudian dikembangkan oleh teori Laswell bahwa unsur unsur komunikasi berikut ini:
Komunikator : Who (Communicator, Source, Sender) (unsur sumber yang
mengandung pertanyaan mengenai pengendalian pesan.
Pesan : Says What (Massage, Content, signal) (merupakan bahan
untuk analisis isi).
Media : In Which Channel (Channel, media) (saluran komunikasi
menarik untuk mengkaji mengenai analisis media).
Komunikan : To Whom (communicant, communicate, audience reciever,
reciepient) (unsur penerima banyak digunakan untuk studi
analisis khalayak)
Efek : Whit What Effect (effect, impact, influence) (unsur
pengaruh berhubungan erat dengan kajian mengenai efek
pesan yang ditimbulkan pada khalayak)


Sementara Charles Cooley menganggap komunikasi sebagai:

“Mekanisme yang menimbulkan adanya dan berkembangnya hubunganmanusia, semua lambang-lambang pikiran, bersama-sama untuk menyiarkan dalam ruang dan merekamnya dalam waktu”.

Verber dalam bukunya menyatakan komunikasi efektif:

“Komunikasi efektif adalah komunikasi dimana makna yang distimulasikan adalah sama dengan yang terdapat pada komunikator”.

Kesimpulannya.

“Komunikasi efektif adalah pemberian makna yang sama, pemberian pikiran dan perasaan yang sama”.


Peterson dan Burnett dalam buku “Techniques for Effective communication” menyatakan bahwa kamunikasi efektif jika tujuan komunikator tercapai. Adapun tujuan tersebuat meliputi:

1. Menjamin pemahaman (to secure understanding).
2. Membina penerimaan (to establish acceptance).
3. Memotivasi kegiatan (to motivate action).

KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication). Ia lahir seiring dengan penggunaan alat-alat mekanik yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi. Komunikasi massa dimulai satu setengah abad setelah mesin cetak ditemukan oleh Johan Gutenberg.

Berikut ini adalah ciri-ciri komunikasi massa:

Komunikasi Melembaga
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasinya (institutionallized person).
Lembaga atau organisasi adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku atau majalah, PH dan lain-lain.

Komunikasi Bersifat Umum
Pesan yang dikomunikasikan komunikator kepada komunikan bersifat umum (publik) karena ditujukan kepada khalayak umum atau mengenai kepentingan umum.
Charles Wright (1977) memberikan karakteristik pesan-pesan komunikasi massa sebagai berikut:

1. Publicly
Pesan komunikasi massa bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semua anggota mengetahui bahwa orang lain juga menerima pesan yang sama dan disampaikan secara bersamaan (publik).
2. Rapid
Pesan dirancang untuk mencapai audience yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
3. Transient
Pesan dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera, dikonsumsi “sekali pakai” dan tidak permanen. Namun untuk transkripsi, buku-buku untuk pengecualian dari audio-visual.

Media Menimbulkan Keserempakan
Media massa menciptakan suatu situasi, dimana khalayak secara serempak (stimulaneous) dan serentak (instantaneous) bersama-sama pada saat yang sama memperhatikan pesan yang dikomunikasikan kepadanya.

Komunikasi Bersifat Hetergon
Komunikasi pada kamunikasi massa, yakni khalayak sasaran media massa bersifat heterogen yang berarti antara pembaca, pemirsa, pendengar atau penonton yangsatu dengan yang lainnyaberbeda jennis kelamin, usia, suku, ras, pekerjaaan, agama, pendidikan dan lain-lain.

Menurut Charles Wriht, mass audience memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Large
komunikan bersifat relatif, ia biasanya menyebar dibeberapa lokasi. Ukuran untuk large biasanya menggunakan prinsip bahwa pihak komunikator pada dasarnya tidak mengadakan interaksi secara tatap muka dengan khalayak, artinya tidak terikat tempat dan waktu.
2. Heterogen
Komunikasi massa tidak ditujukan secara khusus untuk audience tertentu (ekslusif) melainkan untuk sasaran yang menduduki berbagai posisi, jenis kelamin, umur, dsb.

3. Anonim
Anonim berarti bahwa anggota-anggota dari mass audience umumnya tidak saling mengenal antar pribadi dengan komunikatornya. Tetapi anggota-anggota dari suatu mass audience dapat mengelompok berdasarkan kepentingan sesama, minat yang sama, pendapat yangsama dan kesamaan lain yang berhubungan dengan jenis pesan yang disampaikan.

Proses Berlangsung Satu Arah
Proses komunikasi massa berlangsung satu arah (One way traffic communication) secara linier. Hal ini berarti prosesnya tidak menimbulkan umpan balik (feedback).

KARAKTERISTIK MEDIA TV DAN RADIO
Setaip media mempunyai karateristik masing-masing. Berikut ini beberapa kelebihan yang dimiliki media TV:
1. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengar manusia.
2. Dapat menghadirkan objek yang sangat kecil atau besar, berbahaya atau pesan yang langka.
3. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton.
4. Dapat dikatakn ‘meniadakan” jarak dan waktu.
5. Mampu menyajikan unsur warna, gerak, bunyi dan proses dengan baik.
6. Dapat mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain seperti, film, foto dan gambar dengan baik.
7. Dapat menyimpan berbagai data, informasi danserentak menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan.
8. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan
9. Membangkitkan perasaan intim atau media personal


Selain kelebihan yang dimilikinya media TV juga mempunyai kelemahan antara lain:
1. Merupakan media satu arah, hanya mampu menyampaikan pesan, namun tidak bisa menerima umpan balik secara cepat.
2. Layar pesawat penerima yang sempit tidak memberikan keleluasaan kepada penonton.
3. Bingkai cahaya (flash0 dan rangsang kedip cahaya 9flicker) dapat merusak atau mengganggu penglihatan dan kesehatan mata.
4. Kualitas gambar yang dipancarkan lebih rendah dibandingkan dengan visual yang diproyeksikan oleh film layar lebar.

Beberapa kelebihan media radio:
1. Radio merupakan sarana tercepat penyebar berita.
2. Radio dapat diterima di daerah yang tidak terjangkau oleh listrik.
3. Produksi radio cukupmurah. Banyak radio mampu membangun stasiun radio regional dan bahkan lokal untuk pelayanan masyarakat dan kesehatan

4. Radio mempunyai potensi untuk menjadi medium yang cepat, akrab danmudah terjangkau.
5. Siaran langsung oleh radio dari lokasi kejadian merupakan hal yang mudah.
6. Buta huruf bukan menjadi kendala bagi khalayak radio.

Radio juga mempunyai kelemahan:
1. Tergantung hanya pada bunyi (TV lebih lengkap bunyi dan gambar).
2. Radio bergantung pada kondisi atmosfer dan pada jarak yang jauh pancaran radioakan lebih banyak terganggu.
3. Seperti TV, radio tidak dapat mengirim banyakinformasi sekaligus dengan cepat dan tidak dapat bersaing dengan surat kabar dalam hal jumlah materi beruta yang disajikan.


PENGERTIAN PENYIARAN

Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran radio dan atau televisi serta pengelolaan operasional perangkat lunak dan keras yang meliputi segi idiil (dasar), kelembagaan dan sumber daya manusia untuk terselenggaranya siaran.

RM Soenarto mendifinisikan Penyiaran sebagai berikut:

“Seluruh kegiatan yang memunginkan terselenggranya siaran radio atau televisi meliputi segi idiil, perangkat lunak dan keras melalui sarana pemancar atau sarana transmisi di darat atau di antariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik atau transmisi kabel, serat optik, atau media lainnya, dipancarluaskan untuk dapat diterima oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran radio atau TV dengan alat bantu”.

Adapun organisasi penyiaran didukung oleh tiga unsur utama, yaitu:
1. Siaran
2. Teknik
3. Administrasi

Kegiatan penyiaran meliputi hal-hal berikut ini:
1. Merencanakan
2. Mengadakan materi
3. Menyiapkan pola acara
4. Menyelenggarakan siaran
5. Mengadakan kerja sama
6. Menyelenggarakan penelitian
7. Mengadakan pendidikan
8. Pertukaran berita atau informasi
9. promosi


Siaran berasal dari kata siar, berupa audio dan visual dan sebagai out put dari penyiaran.

RM Soenarto mendifinisikan siaran sebagai berikut:

“Siaran adalah mata acara atau rangkaian mata acara berupa pesan-pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar yang dapat didengar atau dapat dilihat oleh khalayak dengan pesawat penerima siaran televisi dengan atau tanpa alat bantu”.

Organisasi penyiaran memadukan perangkat keras (sarana/alat) dan perangkat lunak (manusia dan program)


Sumber informasi dan Jenis Siaran
Sumber informasi dari manusia, peristiwa dan realita. Manusia sebagai sumber memiliki ide dan gagasan, peristiwa menghasilkan fakta.
Informasi bersumber dari manusia menjadi karya artistik sedangkan informasi bersumber dari peristiwa, pendapat dan realita menjadi karya jurnalistik.

Proses kerja karya artistik bertujuan mengutamakan kepuasan khalayak.
Karya Artistik antara lain berupa:
1. Pendidikan atau agama
2. Seni dan budaya
3. Hiburan (musik, lawak, akrobat, sinetron dan lain-lain.
4. Iklan (iklan produk dan layanan masyarakat0
5. Penerangan umum
6. Ilmu pengetahuan dan teknologi

Karya jurnalistik selain mengutamakan kepuasan khalyak juga mengutamakan kecepatan (segera) informasi.
Karya jurnalistik berupa:
1. Berita aktual
2. Berita non aktual
3. Penjelasan masalah hangat (dialog, monolog, siaran langsung, laporan)

Pola Acara
RM Soenarto mendifinisikan Pola Acara sebagai berikut:
“Susunan mata acara yang memuat penggolongan, jenis, hari, waktu dan lamanya serta frekuensi siaran setiap mata acara dalam suatu periode tertentu sebagai panduan dalam penyelanggraan siaran”.

Perencanaan dalam dunia penyiaran memiliki dua makna yaitu:
1. Pengadaan materi
2. Penyiaran materi

Setiap mata acara harus dibuat:
1. Judul (nama/title)
2. Kriteria (jenis acara misal pendidikan, pemberitaaan)
3. Format acara (presentasi suatu program siaran, talkshow, musik dll)
4. Durasi (waktu tayang)

Penentuan mata acara dilandasi:
1. Misi, fungsi dan tugas statsiun penyiaran
2. Filosofi,konstitusional dan operasional
3. Hasil riset khalayak
4. Norma, etika dan estetika
6. Kebijakan internal dan eksternal

Mata Acara diperoleh dari:
1. Produksi sendiri
2. Bekerja sama dengan pihak lain
3. Hasil pertukaran program
4. Beli dari rumah produksi (PH)
5. Merelai dari stasiun lain.

Produksi Mata Acara
Produksi mata acara dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Karya Artistik dituangkan kedalam:
a. Sinopsis atau outline.
b. Format atau treatment story, bentuk
c. script atau skenario
d. Story broad (khusus TV dan film)
Karya jurnalistik dituangkan dalambentuk berita aktual dan non aktual dan penjelasan masalah hangat.


MAKNA MANAJEMEN
PENYIARAN

Manajemen dan penyiaran dipadukan atas landasan tujuan yang akan dicapai.
Manajemen penyiaran dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi atau memanfaatkan kepandaian dan atau keterampilan orang lain, merencanakan, memproduksi dan menyiarkan siaran dalam usaha mencapai tujuan.

Penyiaran mempunyai sifat-sifat khas, yaitu:
1. Masa kerja yang relatif 24 jam sehari
2. Siaran merupakan hasil kerja dari team
3. Siaran merupakan perpaduan kreativitas manusia dan kemampuan sarana
atau alat
4. Memerlukan dana besar
5. Mampu mengubah sikap, pendapat, tingkah laku manusia lebih cepat
6. Memerlukan banyak tenaga profesi.
7. Merupakan output medium.


8. Pengelola harus dinamis.
9. Perlu dikembangkan sikap 3 A

Sikap 3 A meliputi
1. Auditori
2. Attitud (rumah/akrab dan intim)
3. Aktif.

Pendekatan Manajemen dan Komunikasi dalam proses penyiaran
Setiap langkah dalam penyelenggraan siaran dilakukan pendekatan, baik manajemen maupun penyiaran sebagai salah satu bentuk proses media massa.
Pendekatan manajemen menggunakan teori input-output dari Henry Fayol dan Federick taylor. Sedangkan pendekatan penyiaran menggunakan teori komunikasi matematika dari Claude Shannon dan Warren Weaver.

Teori komunikasi matematis
Teori ini melihat komunikasi sebagai fenomena mekanistis, matematis dan informatif. Gelombang dari mahzab protes sebagai sarana untuk mengkonstruksi pesan dan interpretasi pesan mahzab ini mengurai tentang panjang gelombang radio dan TV serta teknis mesin penangkap siaran..

Menurut Drs. Tommy Suprapto, MS.

“Penyiaran merupakan suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran tersebut. Out put dari organisasi penyiaran adalah berupa siaran”.

Input meliputi:
1. Bahan yang akan dioleh menjadi output adalah informasi dengan mempertibangkan
a. filosofi
b. ideologi
c. tujuan
d. visi dan misi
1e. Fungsi dan tugas.

2. Norma, etika, estetika, adat istiadat dan nilai budaya yang dianut.
3. Peraturan (Undang-Undang Penyiaran)
4. Kode moral dan kode etik penyiaran
5. Hasil riset khlayak
6. situasi, kondisi bangsa dan negara
7. Kemampuan sarana, dana dan tenaga
8. Status stasiun penyiaran

Bahan baku informasi dibagi menjadi lima golongan besar, yaitu:
1. Pendidikan atau agama (Pembinaan Bahasa Indonesia) (Siraman Rohani)
2. Kebudayaan (Apresiasi Budaya, Jejal Rasul)
3. Hiburan (musik, variety show)
4. Berita (liputan 6, Seputar Indonesia)
5. Iklan (produk atau ILM)

Ada lima hal yang perlu diperhatiakan ketika menyiapkan program siaran antara lain:
1. Pola siaran
pola kerja seorang penyususn program atau programmer terlebih dahulu mengumpulkan referensi-referensi yang diperlukan yang termasuk bahan baku informasi.
2. Arahan pola siaran
berikut delpan pedoman arahan penyiaran:
a. Penyiaran diharapkan dapat menggalang dan menyalurkan pendapat
umum yang konstruktif dalam kehidupan masyarakat dan negara.
b. Dapat meningkatkan keimanan dan kecerdasan bangsa.
c. Mengembangkan dan melestarikan nilai budaya.
d. Menangkal pengaruh buruk terhadap tata nilai perikehidupan bangsa
Indonesia yang beraneka ragam.
e. Membangun keribadian bangsa.

f. Menimbulkan kesadaran hukum dan ketertiban umum dan rasa
kesusilaaan.
g. Meningkatkan upaya kesuksesan pembangunan nasional.
3. Perubahan pola acara
Pola siaran dapat diubah sesuai dengan keadaan atau kondisi.
4. Bahan program
Bahan program dipilih dengan informasi yang bermanfaat semisal siaran langsung, penyiaran produk-produk mahasiswa atau anak muda, anekdot dsb)
5. Sistem penempatan program siaran
sistem penempatan program siaran meliputi:
a. Program tahunan (yearly program)
b. Program mingguan (weekly program)
c. program harian (daily program)

Informasi yang akan diolah harus dicari, dikumpulkan, diseleksi dan disiarkan kepada khalayak dengan tujuan yang jelas dan tegas. Referensi yang ada pada input harus diketahui oleh semua piminan dan pelaksana dengan menuangkannya kedalam buku panduan sekaligus dilengkapi petunjuk pelaksanaan.

Arus balik dari khalayak dievaluasi kemudian dimasukkan kedalam input guna menghasilkan output yang lebih baik.

CHOCOLATES AND LIFE PHILOSOPHY

Posted on Selasa, 11 Mei 2010 by lia yulistino sugiono





FOR THE LOVE OF CHOCOLATES!!!!!!

Posted on Kamis, 06 Mei 2010 by lia yulistino sugiono



• "This guy found a bottle on the ocean, and he opened it and out popped a genie, and he gave him three wishes. The guy wished for a million dollars, and poof! there was a million dollars. Then he wished for a convertible, and poof! there was a convertible. And then, he wished he could be irresistible to all women... poof! he turned into a box of chocolates."
• "Eating Chocolate makes my clothes shrink"
• "Milk chocolate is a dairy product"
• "Money Talks. CHOCOLATE Sings."
• "Hell hath no fury like a woman who has sworn off fudge and chocolate."
• “I never met a piece of CHOCOLATE I didn’t like.”
• “Chocolate is cheaper than therapy, and you don’t need an appointment.”
• “I have this theory that chocolate slows down the aging process..… it may not be true, but do I dare take the chance?”
• “There’s nothing better than a good friend, except a good friend with CHOCOLATE.”
• “All you need is love. But a little bit of chocolate now and then doesn’t hurt.”
• “Nine out of ten people like chocolate. The tenth person always lies.” – John Tullius.
• “There are four basic foods groups: milk chocolate, dark chocolate, white chocolate and chocolate truffles.”
• “The best things in life are chocolate.”
• “Forget love, I’d rather fall in chocolate.”
• “I could give up chocolate but I’m not a quitter.”
• “Strength is the capacity to break a chocolate bar into four pieces with your bare hands – and then eat just one of the pieces.” – Judith Viorst.
• “The 12-step chocoholics program: Never be more than 12 steps away from CHOCOLATE!” – Terry Moore.
• “I am not overweight. I am CHOCOLATE enriched.”
• “Chocolate doesn’t make the world go round….. but it certainly makes the ride worthwhile!”
• “So much CHOCOLATE. So little time!”
• "Do Not Disturb CHOCOLATE Fantasy in Progress"
• “Life is like a box of chocolates..… you never know what you’re gonna get.” – Forrest Gump.

WHEN I FEEL SO STUPID

Posted on by lia yulistino sugiono

It’s so simple to be wise. Just think of something stupid to say and then don’t say it.
A lot of beautiful people are stupid. There’s a tremendous amount of idiots who look so good. It’s frightening.
A day without sunshine is like, you know, night.
Being stupid is its own reward
Fiction writing is great, you can make up almost anything.
Only the wisest and stupidest of men never change.
STUPID = Smart Talented Unique Person In Demand
With fame I become more and more stupid, which of course is a very common phenomenon.
Only two things are infinite, the universe and human stupidity, and I’m not sure about the former.
I have opinions of my own –strong opinions– but I don’t always agree with them.
Stop being so stupid.. it’s my turn.
If you have noticed this notice you will have noticed that this notice is not worth noticing
You can’t just let nature run wild.
A low voter turnout is an indication of fewer people going to the polls.
I cannot tell you how grateful I am — I am filled with humidity.
Many wise words are spoken in jest, but they don’t compare with the number of stupid words spoken in earnest.